Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Federal Reserve memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Rabu (17/9/2025) dan mengindikasikan akan terus menurunkan suku bunga hingga akhir tahun ini.
Mengutip Reuters, Kamis (18/9/2025), pemangkasan suku bunga ini merupakan respons dari para pembuat kebijakan terhadap tanda-tanda pelemahan di pasar kerja.
Hanya Stephen Miran, yang dilantik sebagai gubernur The Fed pada hari Selasa dan sedang cuti sebagai kepala Dewan Penasihat Ekonomi Gedung Putih, yang tidak setuju dengan pemangkasan suku bunga ini.
Pemangkasan suku bunga ini, bersama dengan proyeksi yang menunjukkan bahwa dua kali pengurangan suku bunga sebesar seperempat poin persentase lagi diantisipasi pada dua pertemuan kebijakan tersisa tahun ini, menunjukkan bahwa para pejabat The Fed telah mulai mengesampingkan risiko bahwa kebijakan perdagangan pemerintah akan memicu inflasi yang terus-menerus, dan sekarang lebih mengkhawatirkan melemahnya pertumbuhan dan kemungkinan meningkatnya pengangguran.
Baca Juga: The Fed Pangkas Suku Bunga lewat FOMC, Begini Dampak bagi Pasar Keuangan Indonesia
Pemangkasan ini, langkah pertama oleh Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang menetapkan kebijakan sejak Desember, menurunkan suku bunga kebijakan ke kisaran 4,00%-4,25%.
"Dalam jangka pendek, risiko inflasi cenderung meningkat dan risiko ketenagakerjaan cenderung menurun, sebuah situasi yang menantang" bagi para pembuat kebijakan moneter, ujar Ketua The Fed Jerome Powell dalam konferensi pers setelah pertemuan dua hari tersebut.
"Risiko yang kita lihat terhadap pasar tenaga kerjalah yang menjadi fokus keputusan hari ini."
Powell mengatakan ia yakin laju penciptaan lapangan kerja baru-baru ini berjalan di bawah titik impas yang dibutuhkan untuk menjaga tingkat pengangguran tetap konstan. Perusahaan secara keseluruhan hanya melakukan sedikit perekrutan, peningkatan PHK dapat dengan cepat memicu peningkatan pengangguran.
"Pasar tenaga kerja sedang melemah dan kita tidak perlu melemah lagi," ujarnya.
Proyeksi ekonomi terbaru yang dirilis oleh The Fed menunjukkan para pembuat kebijakan pada tingkat median masih memperkirakan inflasi akan berakhir tahun ini di angka 3%, jauh di atas target bank sentral sebesar 2%, sebuah proyeksi yang tidak berubah dari rangkaian proyeksi terakhir pada bulan Juni.
Proyeksi pengangguran juga tidak berubah di angka 4,5% dan proyeksi pertumbuhan ekonomi sedikit lebih tinggi di angka 1,6% dibandingkan 1,4%.
Saham sempat menguat setelah keputusan tersebut sebelum berbalik melemah dan ditutup bervariasi, sementara dolar sedikit menguat terhadap sekeranjang mata uang mitra dagang utama.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS sedikit berubah dan pasar berjangka suku bunga melihat probabilitas lebih dari 90% akan adanya penurunan suku bunga lagi pada pertemuan The Fed berikutnya di akhir Oktober.
Risiko Stagflasi Lebih Rendah
Dibandingkan dengan risiko stagflasi yang ada dalam rangkaian proyeksi sebelumnya, dengan The Fed memperlambat pemotongan suku bunganya untuk mencegah inflasi, proyeksi baru menunjukkan munculnya keyakinan di antara para pejabat bahwa mereka dapat mencegah kenaikan pengangguran dengan laju penurunan suku bunga yang lebih cepat, sementara inflasi mereda perlahan tahun depan.
Para pejabat The Fed secara bertahap mulai menerima gagasan bahwa tarif Trump hanya akan berdampak sementara terhadap inflasi, dan perkiraan terbaru konsisten dengan pandangan tersebut.
"Sejak April, bagi saya, risiko inflasi yang lebih tinggi dan lebih persisten mungkin telah sedikit berkurang, dan itu sebagian karena pasar tenaga kerja telah melemah, pertumbuhan PDB telah melambat," kata Powell.
Pemerintahan Trump mengumumkan tarif yang jauh lebih tinggi untuk sebagian besar dunia pada awal April, tetapi kemudian mencabutnya.
Baca Juga: Pernyataan Hasil FOMC Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) 17 September 2025
Langkah menuju laju pemangkasan suku bunga yang lebih konsisten didukung oleh Gubernur The Fed Christopher Waller dan Wakil Ketua Pengawasan Michelle Bowman.
Miran tidak setuju dengan besaran pemotongan suku bunga terbaru dan tampaknya telah memperkirakan pemotongan suku bunga paling tajam dalam proyeksi yang dikeluarkan setelah ia bergabung dengan Dewan Gubernur bank sentral pada hari Selasa.
Dalam dot plot terbaru proyeksi suku bunga, satu proyeksi suku bunga sebesar 2,875% untuk akhir tahun 2025 75 basis poin di bawah proyeksi terendah berikutnya.
Trump telah menuntut pemotongan suku bunga yang tajam. Di antara mereka yang memberikan suara mendukung keputusan kebijakan tersebut adalah Gubernur Fed Lisa Cook, yang menghadiri pertemuan tersebut meskipun Trump berupaya memecatnya dan setelah dua pengadilan mendukung gugatannya atas upaya pemecatan Trump.