Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - Bursa saham Asia melanjutkan reli Wall Street pada Jumat (12/9/2025) setelah prospek pemangkasan suku bunga lanjutan oleh The Fed memberi harapan biaya pinjaman global lebih rendah.
Hal ini membawa kelegaan bagi pasar obligasi yang tertekan dan menekan dolar AS.
Baca Juga: Minyak Dunia Lanjut Melemah Jumat (12/9) Pagi, Brent ke US$ 66,07 & WTI ke US$ 62,06
Indeks saham di Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan menembus rekor tertinggi, terdorong ekspektasi besar atas pertumbuhan laba sektor kecerdasan buatan (AI).
Laporan inflasi konsumen AS menjadi rintangan terakhir bagi langkah The Fed memangkas suku bunga pekan depan.
Data tersebut dinilai relatif aman meski sedikit menguat. Beberapa komponen CPI yang masuk dalam ukuran inflasi favorit The Fed, yakni core personal consumption expenditures (PCE), justru melunak.
Analis Citi bahkan memperkirakan PCE inti Agustus akan stabil di 2,9%.
"Ini bacaan yang memberi semangat bagi pejabat The Fed yang bersiap memangkas suku bunga," ujar ekonom Citi Veronica Clark.
Ia memperkirakan pemangkasan total 125 basis poin dalam lima pertemuan FOMC ke depan, bahkan ada risiko suku bunga dipangkas di bawah 3%.
Baca Juga: Harga Emas Spot Bersiap Catat Kenaikan Mingguan Keempat pada Jumat (12/9)
Pasar mengestimasi 100% peluang The Fed memangkas 25 bps ke kisaran 4,00%–4,25% pekan depan, dengan probabilitas sekitar 90% untuk dua kali pemangkasan tambahan hingga akhir tahun.
Pasar obligasi AS sudah merespons lebih dulu dengan imbal hasil (yield) Treasury 10 tahun turun 20 bps dalam dua pekan terakhir.
Turunnya yield ini setara efek pemangkasan suku bunga karena erat kaitannya dengan tingkat bunga kredit rumah (KPR) di AS.
Baca Juga: Dolar Tersandung Jumat (12/9) Pagi, Pasar Taruhan The Fed Turunkan Suku Bunga 25 Bps
Bursa Asia dan Eropa Menguat
Indeks Nikkei Jepang naik 0,6% ke rekor baru, dengan kenaikan mingguan 3,7%. Korea Selatan melesat 1,1% atau lebih dari 5% dalam sepekan.
Saham unggulan China (blue chips) menambah 0,2% ke level tertinggi sejak awal 2022, sementara MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melonjak 1,2%.
Sentimen positif menjalar ke Eropa, dengan kontrak berjangka EUROSTOXX 50, FTSE, dan DAX masing-masing menguat 0,3%.
Sementara itu, S&P 500 dan Nasdaq futures cenderung datar setelah mencetak rekor baru pada perdagangan sebelumnya.
Baca Juga: Bursa Asia Pasifik Dibuka Menguat Mengikuti Penguatan Wall Street, Jumat (12/9)
Pasar Valuta dan Komoditas
Di pasar valuta asing, dolar AS stabil di 147,23 yen, sempat menyentuh 148,20 yen pada sesi sebelumnya.
Menteri keuangan AS dan Jepang merilis pernyataan bersama bahwa kedua negara tidak akan menargetkan level mata uang secara kebijakan.
Euro bertahan di US$ 1,1730, sedikit menguat setelah Bank Sentral Eropa (ECB) menahan suku bunga pada pertemuan terakhir dan menyebut kondisi kebijakan berada di “posisi yang baik”.
Analis JPMorgan memperkirakan pemangkasan selanjutnya baru mungkin dibahas pada Desember.
Baca Juga: Warisi Saham, Enam Cucu Mendiang Taipan Kerajaan Cat Jadi Miliarder Baru
Di komoditas, harga emas stagnan di US$ 3.633 per ons, dekat rekor tertinggi US$ 3.673,95 yang tercatat awal pekan.
Sementara itu, harga minyak kembali melemah. Brent turun 0,4% ke US$ 66,09 per barel, sedangkan WTI turun 0,5% ke US$ 62,07 per barel, setelah IEA memproyeksikan surplus minyak global yang lebih besar tahun depan seiring OPEC terus meningkatkan produksi.