Sumber: Cointelegraph | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - CEO JPMorgan Chase, Jamie Dimon menilai, The Fed akan kesulitan memangkas suku bunga lebih lanjut jika inflasi tidak turun signifikan.
Ia juga menegaskan tidak melihat stablecoin sebagai ancaman serius bagi sektor perbankan.
“Kalau inflasi tidak benar-benar hilang, akan sulit bagi The Fed untuk memangkas suku bunga lebih banyak,” ujar Dimon dalam wawancara dengan CNBC-TV18, Senin (22/9/2023) dilansir dari laman Cointelegraph.
Baca Juga: The Fed Picu Pelemahan Won Korea pada Selasa (23/9), Apa Dampaknya?
Menurutnya, inflasi AS masih tertahan di kisaran 3% dengan risiko kembali naik.
“Saya tetap berharap ada pertumbuhan ekonomi yang cukup baik, sehingga pemangkasan suku bunga terjadi karena pertumbuhan, bukan karena resesi,” tambah Dimon.
Pernyataan Dimon sedikit meredam ekspektasi pasar yang memperkirakan The Fed bisa memangkas suku bunga hingga lima kali dalam 12 bulan ke depan.
Sebelumnya, The Fed memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin pekan lalu pertama kalinya di 2025 yang memicu reli Bitcoin dari US$113.075 ke atas US$117.500.
Data CME FedWatch menunjukkan pasar masih mengantisipasi dua kali lagi pemangkasan masing-masing 25 bps pada Oktober dan Desember.
Proyeksi internal The Fed pun masih beragam, dengan kemungkinan dua pemangkasan tambahan hingga akhir 2025 dan satu lagi di 2026.
Sementara itu, data inflasi AS per Agustus menunjukkan kenaikan 0,4% secara bulanan atau 2,9% yoy, masih di atas target The Fed sebesar 2%.
Baca Juga: Dolar AS Melemah Selasa (23/9) Pagi, Pasar Tunggu Isyarat The Fed dan Data Inflasi
Soal Stablecoin
Dimon juga menyinggung stablecoin, yang belakangan menjadi sorotan setelah Kongres AS mengesahkan regulasi terkait aset digital tersebut pada Juli lalu.
“Saya tidak terlalu khawatir soal stablecoin, tapi perbankan harus tetap memahami dan mengawasi perkembangannya,” kata Dimon.
Menurutnya, stablecoin bisa menarik minat pihak tertentu untuk menyimpan dolar di luar sistem perbankan, baik “dari pihak baik maupun buruk, termasuk negara-negara yang merasa lebih aman memegang dolar dalam bentuk stablecoin.”
Dimon mengungkapkan JPMorgan sudah terlibat dalam pengembangan stablecoin, dan tidak menutup kemungkinan adanya konsorsium perbankan untuk meluncurkan token bersama.
Baca Juga: Wall Street Melemah, Investor Waspadai Kebijakan Visa Trump dan Suku Bunga The Fed
Meski demikian, kelompok industri perbankan masih mendorong Kongres untuk memperketat regulasi, terutama terkait potensi pemberian bunga atau imbal hasil oleh penerbit stablecoin yang bisa menggerus fungsi rekening bank tradisional.