Sumber: The Hill | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky pada Selasa mengajukan rencana perdamaian baru berisi 20 poin yang mencakup sejumlah konsesi kepada Rusia, sebagai upaya mengakhiri perang di Ukraina.
Mengutip The Hill, proposal ini merupakan versi ringkas dari rencana perdamaian 28 poin yang sebelumnya diusulkan pemerintahan Presiden AS Donald Trump. Salah satu poin utama adalah pembentukan “sabuk benteng” berupa kota-kota di wilayah Donetsk yang berfungsi melindungi Ukraina dari potensi invasi lanjutan oleh Rusia.
Presiden Rusia Vladimir Putin selama ini mendorong penguasaan penuh wilayah Donetsk dalam negosiasi perdamaian dan menjadikan penyerahan wilayah sebagai syarat utama untuk mengakhiri perang.
Namun, alih-alih menyerahkan wilayah, Zelensky menawarkan pembentukan zona demiliterisasi di sepanjang garis depan, yang mewajibkan pasukan Rusia dan Ukraina menarik diri dari area yang disepakati.
“Jika kita membentuk zona ekonomi bebas di sini, yang pada dasarnya merupakan zona hampir tanpa militer, artinya pasukan berat ditarik dari wilayah ini, dan jaraknya misalnya 40 kilometer (bisa juga 5, 10, atau 40 kilometer), maka jika dua kota ini, Kramatorsk dan Sloviansk, menjadi zona ekonomi bebas kami, Rusia harus menarik pasukannya sejauh 5, 10, atau 40 kilometer,” kata Zelensky kepada wartawan, dikutip CNN.
Zelensky menegaskan bahwa kesepakatan ini harus diputuskan oleh rakyat Ukraina melalui referendum, yang membutuhkan waktu setidaknya 60 hari.
“Masyarakat nantinya bisa memilih: apakah akhir konflik seperti ini bisa diterima atau tidak,” ujar Zelensky.
Baca Juga: 4 Faktor yang Menekan Harga Bitcoin di Akhir 2025 dan Prospeknya Menuju 2026
Ia menambahkan, referendum hanya dapat digelar jika terdapat gencatan senjata nyata selama 60 hari. Tanpa itu, referendum tidak akan sah secara hukum.
Zelensky bersama para pemimpin Eropa dan Amerika Serikat terus mendesak Putin menyetujui gencatan senjata. Namun, serangan Rusia terhadap Kyiv masih berlanjut, termasuk serangan drone dalam beberapa hari terakhir.
“Karena tidak ada kepercayaan terhadap Rusia, mereka berulang kali melanggar janji, garis kontak saat ini pada dasarnya berubah menjadi zona ekonomi bebas de facto. Pasukan internasional harus ditempatkan di sana untuk menjamin tidak ada pihak yang masuk, baik ‘pasukan hijau kecil’ maupun tentara Rusia yang menyamar sebagai warga sipil,” ujar Zelensky, dikutip NBC News.
Dalam rancangan proposalnya, Zelensky juga mengusulkan penarikan pasukan Rusia dari wilayah Dnipropetrovsk, Mykolaiv, Sumy, dan Kharkiv.
Syarat tambahan lainnya mencakup pembentukan Dewan Perdamaian yang dipimpin oleh Presiden Trump, serta pendirian Dana Pembangunan Ukraina untuk membantu pemulihan negara tersebut dari kerusakan dan kerugian yang diperkirakan mencapai US$ 800 miliar.
Zelensky juga mendorong investasi AS di sektor gas alam Ukraina, pusat data, dan teknologi, menyusul serangan Rusia yang berulang terhadap jaringan energi negara itu.
Baca Juga: Kim Jong Un Memantau Uji Rudal Jarak Jauh dan Kapal Selam Nuklir Korea Utara













