Sumber: foxnews | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Laporan Fox News menunjukkan, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada konferensi pers hari Selasa bahwa Moskow sedang menunggu draf terbaru dari proposal tersebut, yang disebut sebagai kerangka perdamaian untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung hampir empat tahun.
Lavrov memperingatkan bahwa jika poin-poin kesepakatan penting dari pembahasan Alaska diubah atau dihapus, maka situasinya akan berubah drastis.
Selama negosiasi, Rusia tetap pada tuntutan kerasnya: Ukraina tidak boleh bergabung dengan NATO dan harus menyerahkan sisa wilayah Donbas sebagai bagian dari kesepakatan akhir.
Sejumlah analis menyebut sikap Rusia sebagai hambatan utama pembicaraan. John Hardie dari Foundation for Defense of Democracies mengatakan kepada Fox News Digital bahwa inkonsistensi strategi Amerika selama beberapa bulan terakhir justru memperlemah posisi negosiasi AS.
“Satu bulan Washington menekan Moskow dan menyebut Rusia penghalang perdamaian, bulan berikutnya AS malah berusaha memaksa Kyiv menerima syarat Rusia,” ujarnya.
Baca Juga: Xi Menelepon Trump Secara Mendadak: Tanda China Mulai Khawatir soal Taiwan?
Menurut Hardie, solusi yang masuk akal bukan kompromi tergesa-gesa, melainkan dukungan militer berkelanjutan untuk Ukraina dan tekanan ekonomi lebih kuat terhadap Moskow—agar Putin paham bahwa Ukraina maupun Barat tidak akan mundur.
Mantan pejabat CIA, Dan Hoffman, juga pesimis terhadap peluang perdamaian. Ia mengatakan AS tidak punya cukup pengaruh untuk memaksa Rusia menghentikan perang.
Menurut Hoffman, tujuan strategis Putin sejak awal adalah menggulingkan pemerintahan Ukraina yang dipilih secara demokratis. Ia akan mau bernegosiasi, tapi hanya untuk memastikan Rusia tetap dominan di wilayah yang dianggapnya sebagai pengaruh alami Moskow.
Meski begitu, pada Selasa Ukraina menyatakan bahwa mereka bersedia menerima kesepakatan perdamaian, meski beberapa poin masih perlu dinegosiasikan ulang, menurut seorang pejabat AS.
Tonton: Ukraina Sepakati Perjanjian Damai dengan Rusia, Perang Segera Usai?
Sementara itu, Menteri Angkatan Darat AS Dan Driscoll bertemu dengan pejabat Rusia di Abu Dhabi pada Senin dan Selasa untuk membahas kerangka perjanjian tersebut. Delegasi Ukraina juga berada di lokasi dan berkoordinasi dengan tim AS selama proses pembicaraan.
Kesimpulan
Situasi negosiasi perdamaian Ukraina masih penuh ketidakpastian. Rusia menegaskan hanya akan menerima kesepakatan yang sesuai dengan hasil pertemuan Alaska, sementara AS dinilai tidak konsisten dalam strateginya, yang memberi Moskow ruang tawar lebih besar. Ukraina telah menyatakan bersedia menerima kerangka kesepakatan, namun sikap keras Rusia dan kekhawatiran analis bahwa Putin hanya menggunakan diplomasi sebagai taktik memperpanjang pengaruh membuat nasib perjanjian ini masih belum pasti.













