kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.378.000   -2.000   -0,08%
  • USD/IDR 16.690   14,00   0,08%
  • IDX 8.602   80,24   0,94%
  • KOMPAS100 1.193   12,91   1,09%
  • LQ45 865   7,60   0,89%
  • ISSI 304   4,46   1,49%
  • IDX30 446   2,37   0,53%
  • IDXHIDIV20 515   2,35   0,46%
  • IDX80 134   1,57   1,18%
  • IDXV30 138   1,84   1,35%
  • IDXQ30 142   0,70   0,49%

Rusia Ultimatum AS soal Rencana Damai Ukraina: Deal Bisa Batal


Kamis, 27 November 2025 / 05:03 WIB
Rusia Ultimatum AS soal Rencana Damai Ukraina: Deal Bisa Batal
ILUSTRASI. Rusia memperingatkan bahwa mereka bisa menolak proposal terbaru rencana perdamaian AS untuk Ukraina jika kesepakatan itu tidak sesuai. Sergei Kholodilin/BelTA/Handout via REUTERS


Sumber: foxnews | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

Laporan Fox News menunjukkan, Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan pada konferensi pers hari Selasa bahwa Moskow sedang menunggu draf terbaru dari proposal tersebut, yang disebut sebagai kerangka perdamaian untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung hampir empat tahun.

Lavrov memperingatkan bahwa jika poin-poin kesepakatan penting dari pembahasan Alaska diubah atau dihapus, maka situasinya akan berubah drastis.

Selama negosiasi, Rusia tetap pada tuntutan kerasnya: Ukraina tidak boleh bergabung dengan NATO dan harus menyerahkan sisa wilayah Donbas sebagai bagian dari kesepakatan akhir.

Sejumlah analis menyebut sikap Rusia sebagai hambatan utama pembicaraan. John Hardie dari Foundation for Defense of Democracies mengatakan kepada Fox News Digital bahwa inkonsistensi strategi Amerika selama beberapa bulan terakhir justru memperlemah posisi negosiasi AS.

“Satu bulan Washington menekan Moskow dan menyebut Rusia penghalang perdamaian, bulan berikutnya AS malah berusaha memaksa Kyiv menerima syarat Rusia,” ujarnya.

Baca Juga: Xi Menelepon Trump Secara Mendadak: Tanda China Mulai Khawatir soal Taiwan?

Menurut Hardie, solusi yang masuk akal bukan kompromi tergesa-gesa, melainkan dukungan militer berkelanjutan untuk Ukraina dan tekanan ekonomi lebih kuat terhadap Moskow—agar Putin paham bahwa Ukraina maupun Barat tidak akan mundur.

Mantan pejabat CIA, Dan Hoffman, juga pesimis terhadap peluang perdamaian. Ia mengatakan AS tidak punya cukup pengaruh untuk memaksa Rusia menghentikan perang.

Menurut Hoffman, tujuan strategis Putin sejak awal adalah menggulingkan pemerintahan Ukraina yang dipilih secara demokratis. Ia akan mau bernegosiasi, tapi hanya untuk memastikan Rusia tetap dominan di wilayah yang dianggapnya sebagai pengaruh alami Moskow.

Meski begitu, pada Selasa Ukraina menyatakan bahwa mereka bersedia menerima kesepakatan perdamaian, meski beberapa poin masih perlu dinegosiasikan ulang, menurut seorang pejabat AS.

Tonton: Ukraina Sepakati Perjanjian Damai dengan Rusia, Perang Segera Usai?

Sementara itu, Menteri Angkatan Darat AS Dan Driscoll bertemu dengan pejabat Rusia di Abu Dhabi pada Senin dan Selasa untuk membahas kerangka perjanjian tersebut. Delegasi Ukraina juga berada di lokasi dan berkoordinasi dengan tim AS selama proses pembicaraan.

Kesimpulan 

Situasi negosiasi perdamaian Ukraina masih penuh ketidakpastian. Rusia menegaskan hanya akan menerima kesepakatan yang sesuai dengan hasil pertemuan Alaska, sementara AS dinilai tidak konsisten dalam strateginya, yang memberi Moskow ruang tawar lebih besar. Ukraina telah menyatakan bersedia menerima kerangka kesepakatan, namun sikap keras Rusia dan kekhawatiran analis bahwa Putin hanya menggunakan diplomasi sebagai taktik memperpanjang pengaruh membuat nasib perjanjian ini masih belum pasti.

Selanjutnya: 35 Ucapan Thanksgiving Bahasa Inggris untuk Caption dan Berkirim Pesan Hangat

Menarik Dibaca: 35 Ucapan Thanksgiving Bahasa Inggris untuk Caption dan Berkirim Pesan Hangat




TERBARU
Kontan Academy
Mitigasi, Tips, dan Kertas Kerja SPT Tahunan PPh Coretax Orang Pribadi dan Badan Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM)

[X]
×