Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa ia mengesampingkan kemungkinan menempatkan pasukan AS di darat di Ukraina tetapi mengatakan Amerika Serikat mungkin memberikan dukungan udara sebagai bagian dari kesepakatan untuk mengakhiri Perang Rusia di negara itu.
Sehari setelah Trump menjanjikan jaminan keamanan untuk membantu mengakhiri perang pada pertemuan puncak luar biasa di Gedung Putih, jalan menuju perdamaian masih belum pasti karena AS dan sekutunya bersiap untuk menggodok dukungan militer apa saja yang mungkin dilakukan termasuk untuk Ukraina.
"Dalam hal keamanan, (Eropa) bersedia mengerahkan pasukan darat. Kami bersedia membantu mereka dalam berbagai hal, terutama, mungkin, ... melalui udara," kata Trump dalam sebuah wawancara dengan program "Fox & Friends" di Fox News.
Ia tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.
Baca Juga: Rusia Lancarkan Serangan Terbesar Agustus di Kremenchuk, Infrastruktur Energi Rusak
Setelah pertemuan hari Senin, Rusia melancarkan serangan udara terbesarnya dalam lebih dari sebulan terhadap Ukraina, dan Trump mengakui bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin mungkin tidak ingin membuat kesepakatan.
"Kita akan mencari tahu tentang Presiden Putin dalam beberapa minggu ke depan," katanya.
Sifat bantuan militer AS untuk Ukraina dalam perjanjian damai masih belum jelas. Dukungan udara dapat berupa berbagai bentuk seperti sistem pertahanan rudal atau jet tempur yang menegakkan zona larangan terbang.
Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, mengonfirmasi bahwa dukungan udara AS merupakan sebuah opsi dan kemungkinan, tetapi, ia tidak memberikan detail apa pun.
"Presiden telah secara tegas menyatakan bahwa pasukan AS tidak akan berada di Ukraina, tetapi kami tentu dapat membantu dalam koordinasi dan mungkin memberikan jaminan keamanan lain kepada sekutu Eropa kami," ujarnya dalam sebuah jumpa pers.
Para analis mengatakan lebih dari 1 juta orang telah tewas atau terluka dalam konflik tersebut, yang dimulai dengan invasi skala penuh Rusia pada Februari 2022.
Pertemuan Trilateral
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy memuji perundingan Gedung Putih sebagai langkah maju yang besar untuk mengakhiri konflik paling mematikan di Eropa dalam 80 tahun dan mempersiapkan pertemuan trilateral dengan Putin dan Trump.
Hubungan hangat Zelenskiy dengan Trump sangat kontras dengan pertemuan mereka yang berakhir dengan bencana di Ruang Oval pada bulan Februari.
Trump membahas Budapest sebagai tempat pertemuan puncak yang melibatkan Zelenskiy dan Putin dengan Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban pada hari Selasa, kata seorang pejabat Gedung Putih.
Istanbul, tempat delegasi kedua negara telah bertemu sebelumnya, juga telah disebutkan, kata seorang pejabat senior pemerintah.
Baca Juga: Trump Harap Putin Akhiri Perang Ukraina, Jalan Perdamaian Masih Penuh Ketidakpastian
Hongaria adalah salah satu dari sedikit tempat di Eropa yang dapat dikunjungi Putin tanpa takut ditangkap atas tuduhan Pengadilan Kriminal Internasional karena Orban mempertahankan hubungan dekat dengan pemimpin Rusia tersebut.
Tidak jelas apakah Ukraina akan menerima Hongaria sebagai tempat pertemuan.
Swiss yang netral juga mengatakan akan siap menjadi tuan rumah bagi Putin untuk setiap perundingan damai.
Rusia meluncurkan 270 pesawat tanpa awak dan 10 rudal dalam serangan semalam di Ukraina, kata angkatan udara Ukraina. Kementerian Energi mengatakan serangan itu menyebabkan kebakaran besar di fasilitas energi di wilayah Poltava tengah, rumah bagi satu-satunya kilang minyak Ukraina.
Namun, Rusia juga mengembalikan jenazah 1.000 tentara Ukraina yang tewas pada hari Selasa, kata para pejabat Ukraina.
Moskow menerima 19 jenazah tentaranya sendiri sebagai balasan, menurut kantor berita TASS yang dikelola pemerintah.
Sekutu Ukraina mengadakan perundingan dalam format yang disebut Koalisi yang Bersedia pada hari Selasa, membahas sanksi tambahan untuk meningkatkan tekanan terhadap Rusia.
Koalisi tersebut juga sepakat bahwa tim perencana akan bertemu dengan rekan-rekan AS dalam beberapa hari mendatang untuk mengembangkan jaminan keamanan bagi Ukraina.
Para pemimpin militer NATO diperkirakan akan bertemu pada hari Rabu untuk membahas Ukraina, dengan Jenderal AS Dan Caine, ketua Kepala Staf Gabungan, diperkirakan akan hadir secara virtual, kata para pejabat kepada Reuters.