Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - KYIV. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskiy, mengungkapkan pada Minggu bahwa Rusia telah melancarkan lebih dari 200 drone dalam serangan malam hari, menjadikannya serangan udara terbesar sejak dimulainya perang.
Zelenskiy mengecam "teror udara" yang dilakukan Rusia dan menyerukan persatuan di antara sekutu-sekutu Ukraina.
Serangan Udara Rusia: 267 Drone dan Rudal Balistik
Dalam pernyataannya di platform X, Zelenskiy mengatakan bahwa serangan ini terjadi menjelang peringatan tiga tahun invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina.
"Setiap hari, rakyat kami berjuang melawan teror udara," tulisnya.
Baca Juga: Pemilu Jerman: Partai Konservatif Diprediksi Menang
"Pada malam menjelang peringatan tiga tahun perang, Rusia melancarkan 267 drone serangan ke Ukraina — serangan terbesar sejak drone buatan Iran mulai menyerang kota-kota dan desa-desa kami."
Menurut pernyataan Angkatan Udara Ukraina, dari total 267 drone yang dikirim, sebanyak 138 berhasil ditembak jatuh, sementara 119 lainnya hilang dari radar setelah diganggu oleh sistem peperangan elektronik. Selain itu, Rusia juga meluncurkan tiga rudal balistik, menyebabkan kerusakan di lima wilayah Ukraina.
Strategi Rusia: Serangan Drone Berkelanjutan
Selama beberapa bulan terakhir, Rusia secara rutin melancarkan serangan drone berskala besar hampir setiap malam dengan tujuan melemahkan pertahanan udara Ukraina.
Zelenskiy mencatat bahwa dalam satu pekan terakhir saja, Rusia telah menembakkan hampir 1.150 drone serangan, lebih dari 1.400 bom udara berpemandu, serta 35 rudal dari berbagai jenis ke wilayah Ukraina.
Presiden Ukraina menyampaikan apresiasinya kepada para operator pertahanan udara yang terus berupaya melindungi negara tersebut dari serangan-serangan ini. Ia juga menyerukan kepada sekutu-sekutu asing untuk tetap bersatu dalam mencapai perdamaian yang adil dan berkelanjutan.
Baca Juga: Kemendag Rusia Enggan Dorong Merek Asing untuk Balik ke Rusia, Ini Alasannya
"Ini hanya dapat dicapai melalui persatuan semua mitra — kita membutuhkan kekuatan seluruh Eropa, kekuatan Amerika, dan kekuatan semua pihak yang menginginkan perdamaian yang abadi," tegas Zelenskiy.
Ketegangan Diplomatik: AS dan Rusia Bertemu di Riyadh Tanpa Ukraina
Situasi geopolitik semakin memanas setelah pernyataan kritis Presiden AS yang baru, Donald Trump, terhadap Zelenskiy pekan lalu.
Selain itu, pertemuan antara delegasi AS dan Rusia di Riyadh tanpa mengundang perwakilan Ukraina juga menjadi perhatian besar bagi Kyiv dan sekutu-sekutunya di Eropa.