kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.693.000   3.000   0,18%
  • USD/IDR 16.367   -27,00   -0,17%
  • IDX 6.593   -43,34   -0,65%
  • KOMPAS100 950   -13,25   -1,38%
  • LQ45 740   -10,59   -1,41%
  • ISSI 206   0,40   0,20%
  • IDX30 385   -5,86   -1,50%
  • IDXHIDIV20 462   -8,29   -1,76%
  • IDX80 108   -1,49   -1,36%
  • IDXV30 112   -1,16   -1,02%
  • IDXQ30 126   -2,14   -1,68%

Selain Kesepakatan Mineral, Ini yang Diinginkan Donald Trump dari Ukraina


Senin, 10 Maret 2025 / 08:21 WIB
Selain Kesepakatan Mineral, Ini yang Diinginkan Donald Trump dari Ukraina
ILUSTRASI. Presiden AS Donald Trump juga ingin melihat perubahan dalam sikap Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy terhadap perundingan damai. REUTERS/Evelyn Hockstein 


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Saat pejabat AS dan Ukraina bersiap untuk bertemu di Arab Saudi minggu ini, Presiden Donald Trump secara pribadi telah menjelaskan kepada para ajudannya bahwa kesepakatan mineral yang ditandatangani antara Washington dan Kyiv tidak akan cukup untuk memulai kembali bantuan dan pembagian intelijen dengan Ukraina. 

Hal tersebut diungkapkan oleh seorang pejabat pemerintah dan pejabat AS lainnya.

Melansir NBC News, Trump menginginkan kesepakatan mineral ditandatangani. Ini akan memberi AS saham dalam sumber daya mineral Ukraina. 

Namun, menurut para pejabat, Trump juga ingin melihat perubahan dalam sikap Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy terhadap perundingan damai. Ini termasuk kesediaan untuk membuat konsesi seperti menyerahkan wilayah kepada Rusia. 

Trump juga ingin Zelenskyy membuat beberapa gerakan menuju pemilihan umum di Ukraina dan mungkin mengundurkan diri sebagai pemimpin negaranya, kata para pejabat.

Pemilu di Ukraina telah dihentikan sementara berdasarkan ketentuan konstitusional negara tersebut mengenai darurat militer, yang telah berlaku sejak Rusia menginvasi pada tahun 2022.

"Seperti yang ditunjukkan Presiden Trump dengan membacakan pesan Presiden Zelenskyy pada sesi gabungan, Ukraina telah membuat gerakan positif. Dengan pertemuan di Saudi minggu depan, kami berharap dapat mendengar lebih banyak gerakan positif yang diharapkan pada akhirnya akan mengakhiri perang brutal dan pertumpahan darah ini," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih Brian Hughes ketika ditanya tentang persyaratan Trump.

Baca Juga: Sedikitnya 14 Tewas, 37 Terluka dalam Serangan Rudal Rusia di Ukraina

Rusia telah meningkatkan serangan terhadap Ukraina setelah AS menghentikan sementara bantuan peralatan dan intelijen minggu ini. Menurut Misi Pemantauan Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa di Ukraina, hal tersebut menjadikan hari Jumat (7/3/2025) lalu sebagai salah satu hari paling mematikan bagi warga sipil tahun ini.  

Sebagian besar korban terjadi di wilayah Donetsk, di wilayah yang dikuasai Ukraina. Jumlah korban sejauh ini lebih tinggi pada tahun 2025 dibandingkan tahun 2024, kata badan pemantau tersebut.

Menurut pejabat AS dan pejabat administrasi, AS tidak memiliki indikasi apa pun bahwa ditundanya pemberian bantuan intelijen berdampak langsung pada serangan Rusia. Mereka mengatakan serangan besar ini kemungkinan direncanakan sebelum intelijen dan bantuan dihentikan.

Anggota Kongres dari Partai Republik memberikan tekanan pada Gedung Putih untuk memulai kembali bantuan dan intelijen. 

Kedua pejabat tersebut mengatakan mereka optimistis aliran senjata dan peralatan serta pembagian intelijen dapat dipulihkan paling cepat minggu depan, terutama setelah Zelenskyy menyatakan bahwa Ukraina siap untuk datang ke meja perundingan sesegera mungkin.

Baca Juga: Trump Akan Mencabut Status Hukum 240.000 Warga Ukraina di AS


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×