Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rusia melancarkan serangan besar-besaran di kota Kremenchuk, Ukraina tengah, pada malam hari, meninggalkan kolom asap tebal yang membubung di atas kota.
Serangan ini dianggap sebagai tanda bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin tidak berniat untuk menghentikan perang, menurut Wali Kota Kremenchuk, Vitalii Maletskyi.
Serangan Terbesar Rusia di Bulan Agustus
Menurut Angkatan Udara Ukraina, serangan di Kremenchuk dan lokasi lain merupakan serangan terbesar Rusia pada Agustus. Serangan ini terjadi bersamaan dengan pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan para pemimpin Eropa di Washington, yang bertujuan mencari akhir perang Rusia-Ukraina.
Baca Juga: Serangan Rusia Hantam Fasilitas Energi di Ukraina Tengah, Picu Kebakaran Besar
Dalam serangan ini, Moskow meluncurkan 270 drone dan 10 rudal, sementara pihak Ukraina berhasil menembak jatuh 230 drone. Namun, sebanyak 16 lokasi tetap terdampak serangan, termasuk fasilitas energi yang mengalami kerusakan parah dan kebakaran besar, menurut Kementerian Energi Ukraina.
Dampak di Kremenchuk dan Wilayah Sekitar
Gubernur Poltava, wilayah tempat Kremenchuk berada, menyebutkan tidak ada korban jiwa, tetapi hampir 1.500 rumah tangga kehilangan listrik akibat serangan tersebut. Serangan menargetkan infrastruktur energi dan transportasi.
Wali Kota Maletskyi memperingatkan warga untuk tidak mendekati atau menyentuh munisi klaster yang belum meledak dari rudal Rusia yang ditemukan di kota.
Foto yang dibagikan Wali Kota menunjukkan kolom asap gelap membubung tinggi di langit, menjadi bukti luasnya kerusakan.
Target Infrastruktur Energi dan Industri
Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan bahwa pasukannya menargetkan kilang minyak yang memasok militer Ukraina. Kremenchuk memang menjadi lokasi kilang minyak besar, meski pihak Rusia tidak memastikan apakah kilang ini yang terkena serangan.
Baca Juga: Donald Trump: Putin Sudah Lelah dengan Perang
Selain itu, Rusia mengklaim bahwa serangan drone Ukraina di wilayah Volgograd menimbulkan kebakaran di kilang minyak dan atap rumah sakit. Kedua belah pihak secara rutin menargetkan infrastruktur penting, termasuk fasilitas minyak di wilayah lawan.
Serangan Lanjutan di Wilayah Lain
Serangan drone Rusia pada Selasa pagi di wilayah Chernihiv, Ukraina, juga menimbulkan kerusakan infrastruktur, menyebabkan lebih dari 30.000 rumah tangga kehilangan pasokan listrik, menurut pejabat energi lokal.
Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha, menulis di X bahwa meskipun upaya diplomatik untuk memajukan perdamaian sedang berlangsung di Washington D.C., Rusia tetap melakukan penyerangan dan destruksi.
Wali Kota Kremenchuk menegaskan:“Sekali lagi, dunia melihat bahwa Putin tidak menginginkan perdamaian — dia ingin menghancurkan Ukraina.”