Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - LONDON/KYIV. Amerika Serikat (AS) dikabarkan memberi sinyal kepada Presiden Volodymyr Zelenskiy bahwa Ukraina harus menerima sebuah kerangka perdamaian rancangan Washington yang mencakup kompromi besar: menyerahkan sebagian wilayah dan beberapa jenis persenjataan kepada Rusia.
Dua sumber yang mengetahui pembahasan tersebut menyampaikan hal ini kepada Reuters pada Rabu (19/11/2025).
Baca Juga: Ringgit Terpuruk Kamis (20/11) Pagi, Mata Uang Asia Kompak Tertekan terhadap Dolar
Kedua sumber, yang meminta identitasnya dirahasiakan karena sensitifnya isu tersebut, mengatakan bahwa proposal itu juga mencakup pengurangan ukuran angkatan bersenjata Ukraina.
Washington menginginkan Kyiv menerima poin-poin utama dalam rencana tersebut.
Jika diterapkan, rencana ini akan menjadi pukulan besar bagi Kyiv, yang tengah menghadapi tekanan akibat kemajuan Rusia di wilayah timur serta krisis politik domestik.
Pada Rabu, parlemen Ukraina memecat menteri energi dan menteri kehakiman di tengah skandal korupsi yang membayangi pemerintahan Zelenskiy.
Gedung Putih menolak memberikan komentar. Namun Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menulis di X bahwa Washington “akan terus menyusun daftar ide-ide potensial untuk mengakhiri perang berdasarkan masukan dari kedua pihak.”
“Untuk mengakhiri perang kompleks dan mematikan seperti di Ukraina, dibutuhkan pertukaran gagasan yang serius dan realistis. Perdamaian yang berkelanjutan memerlukan konsesi sulit dari kedua pihak,” tulis Rubio.
Baca Juga: Harga Emas Menguat ke US$4.092 Kamis (20/11) Pagi: Menanti Data Ketenagakerjaan AS
Seorang pejabat senior Ukraina sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa Kyiv telah menerima “sinyal” mengenai serangkaian proposal AS tersebut, yang disampaikan Washington saat berdiskusi dengan Moskow.
Kyiv sendiri tidak terlibat dalam penyusunan rencana itu, kata sumber tersebut.
Zelenskiy Cari Dukungan AS dan Turki
Zelenskiy pada Rabu berada di Turki untuk bertemu Presiden Tayyip Erdogan.
Dalam pesannya di Telegram, ia tidak menyinggung langsung kerangka perdamaian AS, namun menegaskan perlunya “kepemimpinan AS yang efektif dan kuat” untuk mengakhiri perang yang telah berlangsung lebih dari tiga setengah tahun.
Baca Juga: Harga Minyak Rebound Kamis (20/11) Pagi: Brent ke US$63,72 dan WTI ke US$59,68
Ia juga menyatakan bahwa hanya Amerika Serikat dan Presiden Donald Trump yang “memiliki kekuatan cukup untuk membuat perang ini benar-benar berakhir”.
Zelenskiy menyebut Turki telah menawarkan berbagai format pembicaraan dan Kyiv menghargai kesediaan Ankara untuk menyediakan platform dialog.
Sinyal adanya dorongan baru dari pemerintahan Trump untuk mengakhiri perang memicu lonjakan terbesar dalam harga obligasi pemerintah Ukraina dalam beberapa bulan terakhir.
Sementara itu, serangan Rusia tetap berlanjut. Tidak ada pembicaraan tatap muka antara Kyiv dan Moskow sejak Juli, dan Rusia terus menekan maju, menewaskan 25 orang dalam serangan udara semalam.
Baca Juga: Bitcoin Ambles: Harga Jatuh di Bawah US$ 89.000, Ini Penyebabnya Menurut Analis
Moskow Belum Bergerak dari Tuntutan Lama
Upaya menghidupkan kembali pembicaraan damai tampak meningkat, namun Moskow belum menunjukkan perubahan posisi.
Presiden Vladimir Putin tetap menuntut Ukraina meninggalkan ambisi bergabung NATO dan menarik pasukan dari empat wilayah yang diklaim Rusia. Kyiv mengatakan tuntutan tersebut tidak dapat diterima.
Rusia kini menguasai sekitar 19% wilayah Ukraina dan terus menggempur infrastruktur energi menjelang musim dingin.
Turki, anggota NATO yang menjaga hubungan baik dengan kedua belah pihak, pernah menjadi tuan rumah pembicaraan perdamaian awal pada 2022.
Kremlin mengatakan tidak akan mengirim perwakilan ke Ankara pada Rabu, namun Putin “terbuka untuk berdiskusi” dengan AS dan Turki mengenai hasil pertemuan tersebut.
Baca Juga: Dolar Berotot Kamis (20/11) Pagi, Yen Lesu di Tengah Meredupnya Harapan The Fed Rate
Konsep Tukar Wilayah dengan Jaminan Keamanan
Media Axios sebelumnya melaporkan bahwa rencana AS mencakup pemberian sebagian wilayah Ukraina timur kepada Moskow sebagai imbalan jaminan keamanan AS bagi Kyiv dan Eropa terhadap agresi masa depan Rusia.
Seorang diplomat Eropa menyebut proposal tersebut kemungkinan merupakan upaya pemerintahan Trump “untuk menekan Kyiv ke sudut”, namun menegaskan bahwa tidak mungkin ada solusi tanpa mempertimbangkan posisi Ukraina dan sekutu-sekutu Eropa AS.
Diplomat Eropa lainnya mengatakan usulan agar Ukraina mengurangi ukuran militernya lebih mirip tuntutan Rusia ketimbang rencana perdamaian yang realistis.
Baca Juga: Drama Taiwan-China Mencapai Langkah Baru: Taiwan Beli Sistem Udara Super Canggih
AS sendiri mengirim delegasi yang dipimpin Menteri Angkatan Darat Dan Driscoll ke Kyiv dalam “misi pencarian fakta”.
Kepala Staf Angkatan Darat AS, Jenderal Randy George, juga turut serta, dan keduanya dijadwalkan bertemu Zelenskiy pada Kamis.













