CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.364.000   21.000   0,90%
  • USD/IDR 16.743   14,00   0,08%
  • IDX 8.474   67,00   0,80%
  • KOMPAS100 1.176   11,21   0,96%
  • LQ45 858   8,60   1,01%
  • ISSI 296   2,48   0,84%
  • IDX30 446   3,31   0,75%
  • IDXHIDIV20 518   3,59   0,70%
  • IDX80 132   1,28   0,98%
  • IDXV30 137   1,24   0,91%
  • IDXQ30 143   1,00   0,71%

Harga Minyak Rebound Kamis (20/11) Pagi: Brent ke US$63,72 dan WTI ke US$59,68


Kamis, 20 November 2025 / 09:15 WIB
Harga Minyak Rebound Kamis (20/11) Pagi: Brent ke US$63,72 dan WTI ke US$59,68
ILUSTRASI. Harga minyak dunia bergerak menguat pada perdagangan Kamis (20/11/2025), bangkit dari penurunan sesi sebelumnya, seiring pasar mencermati proposal terbaru Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri perang di Ukraina serta mendekatnya tenggat penghentian operasi dengan dua raksasa minyak Rusia. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo


Sumber: Reuters | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - Harga minyak dunia bergerak menguat pada perdagangan Kamis (20/11/2025), bangkit dari penurunan sesi sebelumnya, seiring pasar mencermati proposal terbaru Amerika Serikat (AS) untuk mengakhiri perang di Ukraina serta mendekatnya tenggat penghentian operasi dengan dua raksasa minyak Rusia.

Melansir Reuters, pukul 01.42 GMT, minyak mentah Brent naik 21 sen atau 0,33% ke US$63,72 per barel, sementara West Texas Intermediate (WTI) menguat 24 sen atau 0,40% ke US$59,68 per barel.

Kenaikan ini terjadi setelah kedua benchmark anjlok hampir 2% pada Rabu (19/11/2025).

Baca Juga: Bitcoin Ambles: Harga Jatuh di Bawah US$ 89.000, Ini Penyebabnya Menurut Analis

Sentimen berbalik setelah laporan Reuters menyebut bahwa AS telah memberi sinyal kepada Ukraina untuk menerima kerangka perdamaian yang disusun Washington, termasuk kesediaan melepas sebagian wilayah dan senjata tertentu, menurut dua sumber yang mengetahui pembahasan tersebut.

Sebagai bagian dari upaya menekan Rusia dan mendorong penyelesaian perang, Washington memberlakukan sanksi terhadap Rosneft dan Lukoil, dua produsen dan eksportir minyak terbesar Rusia.

Tenggat waktu bagi perusahaan global untuk menghentikan operasi dengan kedua entitas tersebut akan berakhir pada 21 November.

Dalam langkah antisipatif, Rosneft dilaporkan telah menurunkan kepemilikannya di Kurdistan Pipeline Company operator jalur pipa utama di Kurdistan Irak hingga di bawah 50% guna melindungi anak usaha ekspor minyaknya dari dampak sanksi AS.

Baca Juga: Dolar Berotot Kamis (20/11) Pagi, Yen Lesu di Tengah Meredupnya Harapan The Fed Rate

“Kami mempertahankan bias bullish pada harga minyak selama tetap berada di atas level terendah tahun ini, sekitar US$55,” ujar Tony Sycamore, analis pasar di IG, dalam catatannya.

Selanjutnya: Selamat Hari Anak Sedunia: 25 Ucapan Hangat untuk Buah Hati Tercinta

Menarik Dibaca: Easycash Gandeng Bank Saqu, Perluas Akses Pembiayaan Unbanked dan Underbanked




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×