Sumber: Reuters | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - SYDNEY. Harga minyak sedikit berubah karena pasar kerja Amerika Serikat (AS) yang solid memperkuat alasan bagi Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga, dengan investor juga menunggu kejelasan tentang rencana Presiden Donald Trump untuk tarif ke berbagai negara.
Jumat (4/7) pukul 07.45 WIB, harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk kontrak pengiriman September 2025 naik 1 sen atau 0,01% menjadi US$ 68,81 per barel.
Sejalan, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak pengiriman Agustus 2025 menguat 3 sen atau 0,04% ke US$ 67,03 per barel.
Perdagangan menipis karena hari libur di pasar AS untuk Hari Kemerdekaan.
Pasar tenaga kerja AS surut sebagai risiko ketika data baru pada hari Kamis menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan Amerika menambah lebih dari yang diharapkan 147.000 pekerjaan pada bulan Juni dan tingkat pengangguran secara tak terduga turun menjadi 4,1% - tanda-tanda ekonomi tetap tangguh meskipun ada turbulensi dan ketidakpastian mengenai seberapa besar tarif akan diberlakukan.
Baca Juga: DPR dan Pemerintah Sepakat Outlook Harga Minyak Mentah RI US$ 68–US$ 82 per Barel
Presiden Trump mengatakan, Washington akan mulai mengirim surat ke negara-negara pada hari ini, yang menentukan berapa tarif yang akan mereka hadapi atas barang-barang yang dikirim ke Amerika Serikat, sebuah perubahan yang jelas dari janji sebelumnya untuk mencapai sejumlah kesepakatan individual.
Trump mengatakan kepada wartawan sebelum berangkat ke Iowa pada hari Kamis bahwa surat-surat itu akan dikirim ke 10 negara sekaligus, yang menetapkan tarif sebesar 20% hingga 30%.
Penghentian sementara Trump selama 90 hari atas tarif AS yang lebih tinggi berakhir pada tanggal 9 Juli, dan beberapa mitra dagang besar belum mencapai kesepakatan perdagangan, termasuk Uni Eropa dan Jepang.
Namun, untuk menjaga harga tetap terkendali, OPEC+, kelompok produsen minyak terbesar di dunia, akan mengumumkan peningkatan produksi sebesar 411.000 barel per hari untuk bulan Agustus karena berupaya mendapatkan kembali pangsa pasar, empat delegasi dari kelompok tersebut mengatakan kepada Reuters.
AS juga memberlakukan sanksi pada hari Kamis terhadap jaringan yang menyelundupkan minyak Iran yang disamarkan sebagai minyak Irak dan terhadap lembaga keuangan yang dikendalikan Hizbullah, kata Departemen Keuangan.
Barclays pada hari Kamis mengatakan pihaknya menaikkan perkiraan harga minyak Brent sebesar $6 menjadi $72 per barel untuk tahun 2025 dan sebesar $10 menjadi $70 per barel untuk tahun 2026 karena prospek permintaan yang membaik.