Sumber: Investing | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin mengalami tekanan jual baru pada Rabu (19/11/2025) sore karena para trader tetap berhati-hati menjelang rilis data pekerjaan AS dan sinyal lanjutan mengenai kebijakan The Federal Reserve.
Mengutip Investing.com, cryptocurrency terbesar di dunia terakhir diperdagangkan turun 4,8% di level $88.842 pada pukul 13:49 ET (18:49 GMT).
“Kami tidak suka menggunakan istilah ‘Crypto Winter’, tetapi musim selalu berubah, dan setelah melalui periode yang sangat panas, bukan hal mengejutkan jika kini tiba-tiba muncul udara dingin,” tulis analis Wolfe Research, Rob Ginsberg, dalam catatannya.
Dia menambahkan, “Masalahnya, dengan begitu banyak level support yang jebol, kini semuanya berubah menjadi resistance. Bisa dikatakan, investor bullish punya pekerjaan berat di depan, dan sayangnya, kami tidak melihat solusi cepat.”
Kehati-hatian soal The Fed Terus Berlanjut
Penurunan ini mencerminkan meningkatnya ketidakpastian mengenai arah suku bunga The Fed. Beberapa pejabat bank sentral menyampaikan komentar bernada hawkish dalam beberapa hari terakhir, menegaskan bahwa kemajuan inflasi masih tidak merata dan ruang untuk pelonggaran tambahan terbatas tahun ini.
Perubahan ini menekan ekspektasi pemangkasan suku bunga dalam waktu dekat dan memberikan tekanan pada pasar cryptocurrency.
Baca Juga: Dolar Berotot Kamis (20/11) Pagi, Yen Lesu di Tengah Meredupnya Harapan The Fed Rate
Para pelaku pasar kini menunggu laporan pekerjaan AS untuk bulan September — yang tertunda karena penutupan pemerintahan — dan dijadwalkan rilis Kamis ini.
Data tersebut diperkirakan akan menjadi petunjuk besar terkait kekuatan pasar tenaga kerja dan arah kebijakan Fed berikutnya, sehingga menjadi katalis utama untuk pergerakan Bitcoin.
Menambah ketidakpastian pasar, Presiden AS Donald Trump mengatakan ia telah memilih kandidat favoritnya untuk Ketua The Federal Reserve selanjutnya dan mungkin akan mengumumkannya segera.
Walaupun masa jabatan Jerome Powell masih berlangsung hingga Mei 2026, spekulasi mengenai pergantian pemimpin bank sentral membuat investor khawatir tentang independensi kebijakan moneter.
Tonton: Heboh, SpaceX Milik Elon Musk Pindahkan Bitcoin Senilai Lebih dari Rp 2,2 Triliun
Kesimpulan
Penurunan Bitcoin di bawah US$ 89.000 mencerminkan kombinasi faktor makro: kehati-hatian pasar terkait kebijakan Federal Reserve, rilis data tenaga kerja AS yang tertunda, dan spekulasi pergantian Ketua The Fed yang meningkatkan ketidakpastian investor.













