Sumber: The Hill | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Proposal lain menyebutkan bahwa Ukraina harus menerima 50 persen produksi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia. Pemerintah Ukraina mengusulkan agar Amerika Serikat mengendalikan 50 persen sisanya dan menentukan pembagian aset pembangkit tersebut.
Zelensky menolak usulan sebelumnya yang membagi kepemilikan pembangkit itu secara merata antara AS, Ukraina, dan Rusia masing-masing 33 persen.
“Bagi Ukraina, usulan itu terdengar sangat tidak menguntungkan dan tidak sepenuhnya realistis. Bagaimana mungkin melakukan bisnis bersama Rusia setelah semua yang terjadi?” ujar Zelensky.
Ia menyebut, diskusi mengenai pembangkit nuklir tersebut telah berlangsung lebih dari 15 jam.
Selain dukungan ekonomi, Zelensky juga meminta jaminan keamanan dari AS, NATO, dan negara-negara Eropa yang “mencerminkan Pasal 5 NATO”, termasuk sanksi otomatis terhadap Rusia jika kembali menyerang Ukraina.
Namun, jika Ukraina menyerang Moskow tanpa provokasi, kesepakatan tersebut akan gugur.
Sementara itu, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov pada Rabu menyatakan bahwa Putin telah menerima “laporan terperinci” mengenai hasil perjalanannya ke Miami untuk melanjutkan negosiasi dengan menantu Trump, Jared Kushner, serta para utusan lainnya.
Tonton: 20.000 Calon Jemaah Haji Sumatra Berpotensi Mundur ke Tahun 2027
“Berdasarkan informasi ini, Moskow akan menyusun langkah selanjutnya dan melanjutkan kontak dalam waktu dekat melalui jalur yang ada,” ujar Peskov.
Kesimpulan
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengajukan rencana perdamaian baru yang menawarkan konsesi strategis tanpa menyerahkan wilayah, termasuk pembentukan zona demiliterisasi, referendum nasional, serta pengaturan ulang aset energi strategis. Meski bertujuan mendorong gencatan senjata dan membuka jalan damai, proposal ini masih menghadapi tantangan besar mengingat sikap Rusia yang menuntut penyerahan wilayah serta berlanjutnya serangan militer di Ukraina.













