kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.916.000   2.000   0,10%
  • USD/IDR 16.378   49,00   0,30%
  • IDX 7.859   -31,86   -0,40%
  • KOMPAS100 1.103   -7,60   -0,68%
  • LQ45 822   -6,76   -0,82%
  • ISSI 265   -0,92   -0,35%
  • IDX30 425   -3,33   -0,78%
  • IDXHIDIV20 494   -1,99   -0,40%
  • IDX80 124   -0,75   -0,60%
  • IDXV30 131   0,35   0,27%
  • IDXQ30 138   -0,83   -0,60%

Pidato Powell: The Fed Buka Peluang Penurunan Bunga tapi Tidak Berkomitmen


Jumat, 22 Agustus 2025 / 21:22 WIB
Pidato Powell: The Fed Buka Peluang Penurunan Bunga tapi Tidak Berkomitmen
ILUSTRASI. Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyinggung kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan bank sentral bulan September 2025. Namun, tidak berkomitmen untuk memangkas suku bunga


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JACKSON HOLE, WYOMING. Ketua Federal Reserve Jerome Powell menyinggung kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed pada pertemuan bank sentral bulan September 2025. Namun, ia juga tidak berkomitmen untuk memangkas suku bunga dalam pernyataan yang mengambil garis tipis.

Powell mengakui meningkatnya risiko terhadap pasar kerja AS dan mengingatkan risiko inflasi yang lebih tinggi masih ada.

Meskipun pasar tenaga kerja tampak seimbang, Powell bilang, keseimbangan ini merupakan jenis keseimbangan yang aneh, yang dihasilkan dari perlambatan yang nyata dalam penawaran dan permintaan tenaga kerja. Situasi yang tidak biasa ini menunjukkan bahwa risiko penurunan lapangan kerja meningkat.

"Dan jika risiko tersebut terwujud, risiko tersebut dapat terjadi dengan cepat," ujar Powell kepada para ekonom dan pembuat kebijakan internasional di konferensi tahunan The Fed di Jackson Hole, Wyoming, Jumat (22/8/2025), seperti dilansir Reuters.

Baca Juga: Wall Street Diproyeksi Dibuka Menguat Jelang Pidato Powell di Jackson Hole

Namun, imbuh Powell, ada kemungkinan juga bahwa tekanan kenaikan harga akibat tarif dapat memicu dinamika inflasi yang lebih berkepanjangan, dan itu merupakan risiko yang harus dinilai dan dikelola.

"Stabilitas tingkat pengangguran dan langkah-langkah pasar tenaga kerja lainnya memungkinkan kami untuk bertindak hati-hati saat mempertimbangkan perubahan pada sikap kebijakan kami," kata Powell.

Meskipun demikian, dengan kebijakan yang berada di wilayah restriktif, prospek dasar dan pergeseran keseimbangan risiko mungkin memerlukan penyesuaian sikap kebijakan The Fed.

Powell mengatakan, meskipun tarif diperkirakan akan mendorong harga lebih tinggi, kasus dasar menunjukkan dampaknya terhadap inflasi akan memudar.

Komentar Powell membuka peluang bagi penurunan suku bunga pada pertemuan Fed 16-17 September, tetapi juga memberi bobot besar pada laporan lapangan kerja dan inflasi yang akan diterima sebelum itu.

Komentar tersebut hanya memberikan sedikit panduan tentang seberapa cepat atau seberapa cepat suku bunga akan terus turun, kemungkinan memicu tekanan lebih lanjut dari Presiden Donald Trump, yang berpendapat tidak ada risiko inflasi dan bahwa Fed harus segera memangkas suku bunga.

Trump telah menekan Fed dengan seruan agar Powell mengundurkan diri yang meluas minggu ini menjadi seruan agar Gubernur Fed Lisa Cook juga meninggalkan jabatannya.

Pidato tersebut adalah pidato terakhir Powell sebagai ketua, dengan masa jabatannya berakhir pada bulan Mei. Pemerintahan Trump sedang mencari pengganti sekaligus menekan Powell dan anggota Dewan Gubernur lainnya untuk mengundurkan diri dengan harapan dapat menunjuk mayoritas dari tujuh anggota dewan tersebut.

Bersamaan dengan pembaruan ekonominya, ia merilis kerangka kerja strategis The Fed yang baru yang menekankan bahwa mandat ketenagakerjaan maksimumnya bergantung pada stabilitas harga.

Dalam masa jabatan pertamanya, Trump mempromosikan Powell dari kursi di dewan menjadi ketua, tetapi segera mulai mengkritiknya. Powell diangkat kembali untuk masa jabatan empat tahun kedua oleh Presiden Joe Biden.

Ketua The Fed tidak dapat dicopot karena perselisihan mengenai keputusan suku bunga, dan Powell telah mengatakan bahwa ia bermaksud untuk menjalani masa jabatan keduanya secara penuh.

The Fed telah mempertahankan suku bunga acuannya pada kisaran 4,25% hingga 4,50% sejak Desember karena para pejabat mulai bergulat dengan kemungkinan dampak kebijakan pemerintahan yang akan datang terhadap inflasi, yang masih berada di atas target bank sentral sebesar 2% dan diproyeksikan akan naik seiring tarif impor baru yang mulai memengaruhi harga konsumen.

Beberapa pembuat kebijakan, termasuk Gubernur Christopher Waller, yang termasuk dalam daftar calon pengganti Powell, berpendapat dampaknya akan moderat dan berjangka pendek, dan bahwa pemotongan suku bunga diperlukan sekarang untuk melindungi pasar tenaga kerja yang melemah.

Baca Juga: Jerome Powell: The Fed Tertekan Trump, Inflasi Masih Jadi Tantangan

Data ekonomi sejak pertemuan terakhir The Fed telah menarik para pejabat ke dua arah, dengan laporan ketenagakerjaan yang akan datang untuk bulan Agustus kini sangat memengaruhi apa yang dikatakan dan dilakukan The Fed pada pertemuan 16-17 September.

Pertemuan tersebut akan mencakup proyeksi ekonomi triwulanan baru dari para pembuat kebijakan yang per Juni mengantisipasi perlunya dua kali pemotongan suku bunga seperempat poin tahun ini.

Selanjutnya: BBCA dan KLBF Terbesar, Simak Saham Net Sell Terbesar Asing, Jumat (22/8)

Menarik Dibaca: Strategi Decorient di 2025, Jaga Arus Kas dan Genjot Proyek Jumbo




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Powered Scenario Analysis Procurement Strategies for Competitive Advantage (PSCA)

[X]
×