Sumber: Reuters | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Federal Reserve (The Fed) diperkirakan akan menahan suku bunga acuan tetap pada pertemuan kebijakan hari Rabu waktu setempat, meskipun Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menekan bank sentral untuk memangkas suku bunga secara agresif.
Kunjungan langka Trump ke kantor pusat The Fed di Washington enam hari lalu mempertegas tekanannya, termasuk permintaan pemangkasan suku bunga dari level 4,25%–4,50% menjadi serendah 1%. Namun, permintaan itu dinilai tidak sejalan dengan kondisi ekonomi saat ini, yang tetap stabil sejak pertemuan terakhir The Fed enam pekan lalu.
Pemangkasan Tajam Dianggap Tidak Realistis
Sebagian besar ekonom menilai bahwa pemangkasan tajam seperti yang diinginkan Trump akan mendorong inflasi naik tajam, kebijakan yang biasanya hanya diterapkan dalam kondisi resesi ekonomi. Saat ini, inflasi masih berada di atas target 2% yang ditetapkan The Fed, sementara tingkat pengangguran tetap rendah.
Meski Trump terus mengkritik Gubernur The Fed Jerome Powell, dukungan internal terhadap pemangkasan suku bunga masih terbatas.
Baca Juga: Euro Mendekati Level Terendah Sebulan, Fokus Pasar Beralih ke The Fed
Hanya dua gubernur The Fed yang juga merupakan penunjukan Trump — Christopher Waller dan Michelle Bowman — yang secara terbuka mendukung pemangkasan suku bunga seperempat poin persentase pada pertemuan pekan ini.
Diperkirakan, jika suku bunga tetap ditahan, Waller dan Bowman akan mengeluarkan dissent atau perbedaan pendapat, yang bisa menjadi pertama kalinya dua gubernur The Fed menyatakan dissent sejak tahun 1993.
Pasar Nantikan Sinyal untuk September
Lebih dari keputusan pekan ini, perhatian pasar kini tertuju pada petunjuk dari Powell mengenai peluang pemangkasan suku bunga pada pertemuan berikutnya, yang dijadwalkan pada 16–17 September.
Skenario tersebut sejalan dengan ekspektasi pasar dan proyeksi median pejabat The Fed pada Juni lalu, yang memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin sebelum akhir tahun.
The Fed dijadwalkan merilis pernyataan kebijakannya pukul 14.00 waktu setempat (18.00 GMT), diikuti dengan konferensi pers Powell setengah jam kemudian.
Data Inflasi dan Ketenagakerjaan Jadi Penentu
Menurut analis Deutsche Bank, The Fed kemungkinan besar akan tetap mempertahankan suku bunga dan menjaga nada kebijakan yang ada, sambil menunggu data ekonomi tambahan.
“Kami memperkirakan The Fed akan menahan suku bunga untuk kelima kalinya secara berturut-turut dan tetap menunjukkan sikap kebijakan yang bergantung pada data,” tulis ekonom Matthew Luzzetti dan timnya.
Baca Juga: Sentimen The Fed Menggerakkan Rupiah
Mereka juga memperkirakan dissent dari Bowman dan Waller, yang akan menandai perbedaan sikap langka di jajaran Dewan Gubernur.
Powell sendiri diprediksi tidak akan mengecualikan kemungkinan pemangkasan pada September, tetapi juga tidak akan memberikan sinyal kuat ke arah itu, menunggu dua laporan penting terkait inflasi dan pekerjaan yang masih akan dirilis sebelum pertemuan berikutnya.
Tekanan Trump: Dari Kritik Hingga Kunjungan Langsung
Sejak akhir 2024, tekanan Trump terhadap The Fed semakin intens, seiring terpilihnya kembali sebagai presiden. Ia menuduh Powell telah membuat biaya pinjaman lebih mahal, termasuk bagi pemerintah yang harus membayar bunga utang dan bagi konsumen yang ingin mengambil kredit perumahan.
Trump juga menyoroti proyek renovasi gedung The Fed, yang menuai kritik dari pemerintahan. Bahkan, Trump melakukan kunjungan langsung ke lokasi proyek pekan lalu — langkah yang disebut-sebut berhasil meredam spekulasi bahwa Trump ingin memecat Powell, meskipun tekanan untuk pemangkasan suku bunga tetap berlanjut.
Jerome Powell, yang menjabat sejak 2018, menyatakan bahwa ia berkomitmen menyelesaikan masa jabatannya sebagai Ketua The Fed hingga Mei tahun depan.