Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - LONDON. Harga emas stabil pada Senin (3/11/2025) seiring penguatan dolar AS yang bertahan di dekat level tertinggi tiga bulan. Sementara para pedagang menunggu data penggajian swasta AS untuk petunjuk lebih lanjut tentang prospek kebijakan moneter Federal Reserve.
Mengutip Reuters, harga emas spot naik 0,1% menjadi US$ 4.008,34 per ons troi pada pukul 12.34 GMT. Harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember naik 0,7% menjadi US$ 4.022,40 per ons troi.
Indeks dolar bertahan di dekat level tertinggi tiga bulan, membuat emas lebih mahal bagi pembeli dengan mata uang lain.
"Kita masih dalam mode konsolidasi. Kurangnya data ekonomi AS membuat situasi sedikit lebih sulit, tetapi data ekonomi AS yang lebih lemah akan mendukung pemangkasan suku bunga The Fed lebih lanjut dan memungkinkan emas bergerak ke US$ 4.200 per ons troi pada akhir tahun," kata analis UBS, Giovanni Staunovo.
Baca Juga: Harga Emas Naik Senin (3/11) Sore: Simak Proyeksi US$4.200 Akhir Tahun Ini
Para pedagang kini memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga The Fed pada bulan Desember sekitar 70%, menurut FedWatch Tool dari CME.
Investor memantau data ketenagakerjaan ADP AS dan PMI ISM minggu ini, untuk indikator-indikator yang dapat mengubah sikap hawkish The Fed.
China mengakhiri kebijakan pembebasan pajak yang telah lama berlaku untuk beberapa pengecer emas pada hari Sabtu, yang berpotensi menghambat aksi beli logam mulia di pasar konsumen terbesar di dunia.
UBS mengatakan pihaknya memperkirakan hanya akan ada dampak marjinal terhadap harga emas global dari aturan baru tersebut, dengan alasan investasi yang kuat dan pembelian oleh bank sentral.
Baca Juga: Harga Emas Stabil, Tertekan Dolar AS dan Meredanya Ketegangan Perdagangan AS-China
Emas menghadapi resistensi antara US$ 4.000 dan US$ 4.050, dan harga dapat terus turun jika hal tersebut bertahan, menurut analis di Heraeus dalam sebuah catatan.
"Harga emas perlu naik di atas US$ 4.155 per ons troi untuk memberikan indikasi awal bahwa reli telah dimulai kembali," tambah mereka.
Presiden AS Donald Trump pekan lalu setuju untuk memangkas tarif terhadap China dengan imbalan konsesi dari Beijing atas perdagangan fentanil ilegal, pembelian kedelai AS, dan ekspor tanah jarang.


 
 
 
 
 
 
 
 
 










