Sumber: Reuters | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - SINGAPURA. Harga emas stabil pada Selasa (12/8/2025) setelah aksi jual tajam pada sesi sebelumnya dari level rekor tertingginya. Investor kini berfokus pada data inflasi AS yang dapat memengaruhi jadwal pemangkasan suku bunga Federal Reserve.
Mengutip Reuters, harga emas spot turun tipis ke level US$ 3.345,59 per troi ons pada pukul 10.46 GMT, sementara harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember turun 0,2% di US$ 3.394,10.
Harga emas batangan merosot 1,6% ke level terendah dalam lebih dari satu minggu pada hari Senin dan harga berjangka turun lebih dari 2% setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan di media sosial bahwa ia tidak akan mengenakan tarif pada impor emas batangan.
Sebuah laporan bahwa Washington telah mengenakan tarif pada impor batangan emas batangan 1 kg mendorong harga emas berjangka AS ke rekor tertinggi pada hari Jumat.
Baca Juga: Harga Emas Dunia Naik Tipis US$3.355,6 Selasa (12/8) Pagi, Menanti Data Inflasi AS
Harga emas berjangka Comex untuk bulan depan kini sejalan dengan harga spot London setelah mencapai premi mendekati US$ 40 per ons troi pada hari Jumat, kata Nitesh Shah, ahli strategi komoditas di WisdomTree.
"Namun, jika tidak ada pernyataan resmi, konvergensi ini mungkin bersifat sementara, dan kedua harga dapat kembali berbeda jika ketidakpastian muncul kembali," ujarnya.
Fokus investor juga tertuju pada laporan indeks harga konsumen AS yang akan dirilis pukul 12.30 GMT.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan IHK inti naik 0,3% pada bulan Juli, mendorong tingkat tahunan menjadi 3%, semakin menjauh dari target The Fed sebesar 2%.
"Setelah data ketenagakerjaan yang lemah dan mengejutkan baru-baru ini, jika angka inflasi lebih rendah, ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga kemungkinan akan meningkat, yang akan mendukung emas," kata Ahli Strategi Komoditas ANZ, Soni Kumari.
FedWatch Tool CME menunjukkan pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 85% bulan depan. Kebijakan moneter yang lebih longgar, ditambah dengan ketidakpastian politik dan ekonomi, cenderung menguntungkan emas.
Perhatian investor juga beralih pada kepemimpinan The Fed setelah siklus saat ini, dengan masa jabatan Ketua Jerome Powell berakhir Mei mendatang.