kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lagi, Raksasa Properti China Hadapi Ancaman Kebangkrutan


Minggu, 05 Juni 2022 / 13:44 WIB
Lagi, Raksasa Properti China Hadapi Ancaman Kebangkrutan
ILUSTRASI. Bisnis properti China semakin tertekan.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Bisnis properti China semakin tertekan. Sejumlah perusahaan properti kembali mengajukan kebangkrutan Chapter 15 seperti yang terbaru Modern Land China Co. 

Dilansir dari Bloomberg, Minggu (5/6), Modern Land China mengajukan kebangkrutan tersebut di New York pada Jumat lalu. Pengajuan tersebut untuk melindungi aset perusahaan di Amerika Serikat (AS) sambil menerapkan restrukturisasi di tempat lain. 

Kebangkrutan Chapter 15 memberi jalan bagi debitur asing untuk mendapatkan akses ke Pengadilan Kebangkrutan AS. Hal ini bertujuan untuk melindungi nilai aset debitur serta menyelamatkan perusahaan dari ancaman kebangkrutan. 

Baca Juga: Tertekan Lockdown, Industri China Alami Penurunan Laba Terbesar dalam Dua Tahun

Pengembang real estat, yang berbasis di Beijing ini gagal membayar kembali obligasi jatuh tempo senilai US$ 250 juta pada Oktober. Modern Land China akan melanjutkan dengan kesepakatan restrukturisasi utang di luar negeri pada bulan Maret. 

Perusahaan ini juga memiliki total obligasi dolar senilai US$ 1,35 miliar, di mana sekitar US$ 450 juta sudah dalam keadaan default. Modern Land mengajukan restrukturisasi dalam dollar Februari lalu setelah hadapi default. 

Perdagangan saham Modern Land China di Hong Kong ditangguhkan setelah gagal mempublikasikan kinerja keuangan tahunan.

Berdasarkan perkirakan China Real Estate Information Corp, Modern Land merupakan pengembang terbesar ke-75 di China berdasarkan nilai kontrak penjualan pada tahun lalu. Namun peringkatnya terlempar dari posisi 100 teratas pada Mei 2022. 

Baca Juga: Pejabat Shanghai Akan Membatalkan Banyak Pembatasan Untuk Bisnis Mulai Pekan Besok

Petisi kebangkrutan perusahaan AS merujuk pada proses restrukturisasi yang tertunda di Kepulauan Cayman. Alhasil, perusahaan asing yang menghadapi kesulitan finansial biasanya mengajukan kebangkrutan Chapter 15.

Hal ini untuk memastikan bahwa mereka tidak dituntut oleh kreditur di AS atau aset disita di negara tersebut. Meski demikian, Modern Land masih perlu memenangkan pengakuan formal dari hakim atas proses restrukturisasi utamanya.

Pengembang Cina yang dibebani utang melakukan langkah tersebut untuk bisa melakukan restrukturisasi. Dengan begitu, perusahaan bisa mengelola kewajiban utang kepada kreditur di luar negeri. 

Tak berbeda, unit RiseSun Real Estate Development Co juga mengajukan petisi Bab 15 di AS pada Februari lalu sebagai bagian dari kemajuan atas perubahan utang di pengadilan AS. "Ini untuk mengatur kebijakan pada skema di Kepulauan Virgin Inggris (BVI) dalam pertukaran utang luar negeri," kata pengembang. 




TERBARU

[X]
×