kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lagi, Shell diancam tuntutan hukum dari aktivis lingkungan terkait perubahan iklim


Selasa, 12 Februari 2019 / 16:44 WIB
Lagi, Shell diancam tuntutan hukum dari aktivis lingkungan terkait perubahan iklim


Sumber: CNN | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - LONDON. Aktivis lingkungan sedang mempersiapkan tuntutan hukum yang bertujuan memaksa Royal Dutch Shell untuk keluar dari bisnis minyak. Koalisi kelompok lingkungan hidup di Belanda mengatakan mereka akan menyerahkan tuntutan pada 5 April nanti jika Shell tidak mengubah model bisnisnya untuk mematuhi kesepakatan iklim Paris.

Kelompok tersebut menuduh Shell telah sengaja menghalangi upaya untuk menjaga peningkatan pemanasan global di bawah 2 derajat celcius yang merupakan tujuan utama dari perjanjian Paris. Tekanan terhadap perusahaan telah meningkat sejak PBB memperingatkan bahwa dunia hanya memiliki 12 tahun untuk mencegah bencana iklim.

Dilansir dari CNN, raksasa minyak itu pertama kali diancam dengan tuntutan hukum pada tahun lalu oleh Friends of the Earth cabang Belanda. Greenpeace dan ActionAid bergabung dengan inisiatif bersama dengan empat kelompok lainnya.

Shell yang berkantor pusat di Belanda, mengatakan pihaknya sangat mendukung perjanjian Paris. Perusahaan tersebut telah berkomitmen untuk mengurangi separuh jejak karbon dari energi yang dijualnya pada tahun 2050.

Tetapi para aktivis iklim berpendapat bahwa kegiatan produksi bahan bakar fosilnya tidak sesuai dengan dokumen yang ditandatangani oleh hampir semua pemerintah dunia di Paris pada 2015 lalu.

"Perusahaan tidak memiliki rencana konkret untuk menyelaraskan strategi bisnisnya dengan komitmen yang terkandung dalam perjanjian," kata Joris Thijssen, Direktur Greenpeace Belanda.

Ancaman tindakan hukum dari kelompok tersebut akan berusaha untuk menetapkan bahwa Shell bertanggung jawab di bawah hukum Belanda untuk kontribusinya terhadap perubahan iklim dan kerusakan lingkungan yang terkait.

Para aktivis berharap untuk mendapatkan putusan pengadilan yang akan memaksa Shell untuk membuat perubahan besar menuju energi terbarukan.

Shell tahun lalu menolak perubahan pada bisnisnya yang diminta oleh Friends of the Earth. Perusahaan mengatakan dikatakan bahwa tindakan hukum tidak akan menghasilkan perubahan yang diinginkan oleh para aktivis.

"Mengikat masing-masing perusahaan dalam proses pengadilan yang panjang tidak dapat menggantikan kebijakan yang akan mendorong pilihan rendah karbon oleh semua pelaku bisnis dan konsumen," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan.

Produsen minyak besar termasuk Shell mengalami tekanan yang meningkat dari konsumen dan pemegang saham atas peran mereka dalam perubahan iklim.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×