Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fenomena musik berbasis kecerdasan buatan (AI) kembali menjadi sorotan setelah sebuah lagu country yang sepenuhnya digarap oleh AI berhasil menduduki peringkat pertama di Billboard Country Digital Song Sales (CDSS).
Mengutip The Register, grup virtual bernama Breaking Rust, yang baru muncul pada pertengahan Oktober melalui akun Instagram, berhasil memuncaki tangga lagu tersebut lewat single “Walk My Walk”.
Di media sosialnya, tidak ada indikasi bahwa manusia terlibat dalam proses kreatif, hanya sosok koboi berwajah rupawan yang jelas merupakan hasil AI, serta cuplikan video bernuansa “folksy” yang generik.
Baca Juga: Taylor Swift Bawa Euforia Baru, Showgirl Jadi Mesin Ekonomi Musik
Lagu-lagu Breaking Rust pun memiliki kemiripan ekstrem: beat yang sama, tempo seragam, instrumen serupa, serta lirik dangkal dan repetitif.
Mengapa Breaking Rust Dianggap AI?
Banyak yang bertanya-tanya apakah Breaking Rust berbeda dari band-band “bro country” yang selama satu dekade terakhir mendominasi genre dengan lagu seragam seputar truk, bir, bendera Amerika, dan perempuan berpakaian minim.
Jawabannya: tidak terlalu berbeda. Namun, Breaking Rust dipastikan merupakan proyek AI karena Billboard sendiri mengonfirmasinya.
Dalam laporan tentang artis AI minggu lalu, Billboard menulis: “Breaking Rust, sebuah grup country bertenaga AI, debut di posisi #9 tangga Emerging Artists (per 1 November). Proyek yang dikreditkan kepada penulis lagu Aubierre Rivaldo Taylor ini telah menghasilkan 1,6 juta streaming resmi di AS.”
Nama Aubierre Rivaldo Taylor hampir tidak memiliki jejak online selain terkait Breaking Rust dan proyek lain bernada lebih eksplisit, Defbeatsai. Belum jelas apakah Taylor benar-benar sosok nyata atau hanya persona yang dibuat untuk menutupi operasi AI.
Baca Juga: Banyak Musisi Dunia yang Hengkang dari Spotify, Apa yang Terjadi?
Ledakan Popularitas dan Pendengar yang Tak Menyadari
Meski baru muncul, Breaking Rust berkembang sangat cepat.
-
“Walk My Walk” telah diputar lebih dari 3 juta kali di Spotify.
-
Lagu lain, “Livin' On Borrowed Time”, bahkan menembus 4,1 juta streaming.
-
Spotify mencatat lebih dari 2 juta pendengar bulanan, banyak di antaranya tidak menyadari bahwa ini adalah proyek AI.
Komentar para penggemar di Instagram memperlihatkan sebagian besar percaya bahwa Breaking Rust adalah musisi manusia:
“Kalian lagi tur di mana sekarang?”
“Suara penyanyinya luar biasa.”
“Baru nemu orang ini. Langsung download semua lagunya.”
Padahal seluruh konten vokal dan musik dihasilkan oleh algoritma.
Isu Plagiarisme dan Kekhawatiran Industri Musik
Kenaikan grup AI ini menjadi contoh nyata kekhawatiran artis dan label musik terkait penggunaan AI dalam penciptaan lagu yang meniru karya manusia.
Baca Juga: Media Asing Ikut Soroti Masalah Royalti Musik di Indonesia
Industri musik telah mengambil langkah hukum:
-
RIAA menggugat dua startup musik AI tahun lalu karena alat mereka menghasilkan lagu yang mirip dengan rekaman berhak cipta.
-
Kelompok penerbit musik menggugat Anthropic pada 2023 karena model AI-nya mampu menghasilkan lirik lagu berhak cipta, termasuk American Pie karya Don McLean.
Kasus-kasus ini menunjukkan bagaimana AI dapat menyalin gaya, komposisi, bahkan lirik, lalu menghasilkan karya baru yang hampir tak bisa dibedakan dari musik asli.
“Tamparan bagi Musisi Manusia”
Para kritikus musik menyebut pencapaian Breaking Rust sebagai “penghinaan bagi artis manusia”, terutama bagi mereka yang berada di bawahnya di tangga lagu CDSS, tangga yang relatif kecil dan hanya membutuhkan sekitar 3.000 penjualan untuk mencapai posisi pertama.
Hingga kini, RIAA belum memberikan tanggapan atas fenomena ini, yang menjadi kasus pertama musisi AI mencapai peringkat #1 di chart Billboard mana pun.













