Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MADRID. Menteri Kesehatan Salvador Illa mengatakan, Spanyol sedang mencoba meratakan kurva yang mewakili penyebaran wabah virus corona di negaranya.
Melansir Reuters, Selasa (14/4), Illa menyebutkan, peningkatan harian dalam kasus-kasus virus corona telah turun sejak mencapai puncak lebih dari 9.000 dalam 24 jam pada akhir Maret.
Kementerian Kesehatan Spanyol melaporkan 3.045 kasus baru virus corona pada Selasa (14/4). Angka ini merupakan kenaikan harian terendah negeri matador sejak 20 Maret lalu.
Baca Juga: Wah, pasien sembuh di Malaysia hampir 50% dari total kasus positif corona
“Kami telah mencapai puncak epidemi dan tujuan yang kami miliki minggu ini adalah untuk mengkonsolidasikan tahap kedua dan menekuk kurva infeksi,” kata Illa dalam konferensi pers.
Spanyol, salah satu negara yang paling parah dilanda wabah virus corona baru, kemarin mulai melonggarkan penguncian yang ketat di tengah perlambatan kasus baru Covid-19.
Kementerian Kesehatan Spanyol, jumlah kematian di negeri matador akibat virus corona jadi 17.489 orang pada Senin (13/4), bertambah 517 dari 16.972 orang di hari sebelumnya.
Baca Juga: Tembus 3.000 kasus corona, Singapura dalam situasi kritis
Kebijakan lockdown telah membantu memperlambat laju kasus baru, yang mencapai puncaknya pada akhir Maret lalu, tetapi menguji tekad orang yang terkurung di dalam rumah mereka.
Namun, sebagai tanda situasi di Spanyol semakin membaik, pemerintah mengizinkan beberapa bisnis termasuk konstruksi dan manufaktur untuk beroperasi kembali mulai Senin (13/4).
Hanya, sebagian besar penduduk Spanyol masih terkurung di rumah mereka, dan toko-toko, bar, juga ruang publik masih tetap tutup sampai setidaknya 26 April mendatang.
Baca Juga: WHO: 90% kasus virus corona datang dari Eropa dan Amerika Serikat
Pemerintah lewat petugas Kepolisian memberikan jutaan masker kepada orang-orang di pusat transportasi utama saat mereka pergi bekerja pada Senin (13/4) pagi.
"Kesehatan pekerja harus dijamin. Jika mereka terkena dampak, kegiatan tidak bisa dimulai lagi," kata Menteri Dalam Negeri Spanyol Fernando Grande-Marlaska kepada stasiun radio Cadena Ser seperti dilansir Reuters.