Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - POPULARITAS layanan berbagi video milik China, TikTok terus meningkat terutama di kalangan anak muda di berbagai negara di dunia. Namun, beberapa negara yang berseteru dengan China mulai melarang penggunaan aplikasi tersebut, seperti Amerika Serikat (AS) dan India.
Alasan di balik penolakan itu karena menyangkut masalah privasi dan keamanan nasional. Di AS misalnya, seruan untuk menghapus aplikasi TikTok tidak hanya datang dari pejabat pemerintah, tetapi perusahaan besar juga sudah mulai resah dengan kehadiran aplikasi itu.
Raksasa e-commerce AS Amazon.com pada Jumat lalu (10/7) sempat menginstruksikan karyawannya untuk menghapus aplikasi TikTok dari perangkat seluler mereka.
Baca Juga: Wow, pendapatan TikTok meroket 8 kali lipat, berhasil melampaui YouTube dan Netflix
Instruksi itu dikirimkan lewat lewat surat elektronik atau e-mail. Walaupun selang beberapa jam, Amazon memberikan klarifikasi bahwa surat elektronik tersebut dikirim karena kesalahan.
Larangan Amazon tersebut menyebar secara luas dalam sekejap, apalagi itu muncul dalam pekan yang sama ketika Sekretaris Negara AS Mike Pompeo mengatakan sedang mempertimbangkan untuk memblokir TikTok dan aplikasi asal China lainnya.
Tidak jelas apa penyebab larangan awal Amazon tersebut. Sumber Reuters mengatakan, pejabat eksekutif senior Amaazon tidak mengetahui permintaan untuk menghapus TikTok dari perangkat karyawan. Larangan disebut dibatalkan setelah perwakilan TikTok dan Amazon berbicara.
Pada awal pekan lalu, Wells Fargo juga telah melayangkan surat kepada kepada karyawan yang telah menginstal TikTok pada perangkat seluler milik perusahaan untuk segera dihapus.
"Karena khawatir akan kontrol dan praktik privasi dan keamanan TikTok, dan karena perangkat milik perusahaan hanya boleh digunakan untuk bisnis perusahaan, kami telah meminta karyawan menghapus aplikasi dari perangkat mereka," kata Wells Fargo keterangan resminya.