Sumber: Fortune | Editor: Noverius Laoli
Perjalanannya berubah ketika ia pindah ke California pada 1966 dan mulai mengasah keterampilan pemrograman. Setelah bekerja di beberapa perusahaan, termasuk Wells Fargo dan Amdahl, Ellison pada usia 33 tahun mendirikan Software Development Laboratories dengan modal hanya US$ 2.000.
Perusahaan kecil itu kemudian bertransformasi menjadi Oracle, raksasa basis data yang kini bernilai lebih dari US$ 811 miliar dengan Ellison masih menguasai sekitar 40% saham. Oracle bahkan menjadi tulang punggung banyak layanan data, termasuk untuk pemerintah di berbagai negara.
Meski dikenal sebagai pengusaha eksentrik yang gemar berlayar dan menerbangkan pesawat, Ellison kini menegaskan dirinya juga ingin meninggalkan warisan sosial. Ia berkomitmen untuk menyumbangkan 95% kekayaannya melalui Ellison Institute of Technology.
Baca Juga: Dari Nol Menjadi Miliarder: Asal-Usul Larry Ellison
Lembaga ini berfokus pada riset dan solusi global, mulai dari kesehatan, ketahanan pangan, perubahan iklim, hingga kecerdasan buatan. Sebuah kampus baru bernilai US$ 1,3 miliar bahkan tengah dibangun di Oxford.
Selama ini, Ellison juga telah menyalurkan jutaan dolar untuk penelitian dan pusat pengobatan kanker.
Dengan kombinasi antara kerajaan teknologi, ekspansi ke media, hingga komitmen filantropi, Larry Ellison menunjukkan dirinya bukan sekadar miliarder teknologi, tetapi juga tokoh yang sedang membentuk wajah baru industri hiburan global sekaligus menyiapkan warisan bagi dunia.