kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Lawan China, Uni Eropa: Kami Harus Melindungi Diri Sendiri


Senin, 25 September 2023 / 06:45 WIB
Lawan China, Uni Eropa: Kami Harus Melindungi Diri Sendiri
ILUSTRASI. Uni Eropa mengatakan, pihaknya perlu melindungi diri mereka sendiri ketika keterbukaan mereka disalahgunakan. REUTERS/Dado Ruvic


Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Uni Eropa tidak mempunyai niat untuk memisahkan diri dari China. Akan tetapi, menurut Wakil Presiden Eksekutif Uni Eropa Valdis Dombrovskis, Uni Eropa perlu melindungi diri mereka sendiri ketika keterbukaan mereka disalahgunakan. 

Pernyataan Dombrovskis ini dirilis pada saat kedua belah pihak berupaya meredakan ketegangan yang meningkat terkait geopolitik dan perdagangan.

Reuters memberitakan, hubungan kedua wilayah semakin tegang karena hubungan Beijing dengan Moskow paska penyerangan pasukan Rusia ke Ukraina serta dorongan Uni Eropa untuk tidak terlalu bergantung pada negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia.

Dombrovskis mengatakan, Uni Eropa mencatat rekor perdagangan bilateral dengan China pada tahun lalu, namun nilainya “sangat tidak seimbang”.

Dia menyampaikan hal tersebut pada hari Sabtu (24/9/2023) dalam pidatonya di konferensi tahunan Bund Summit di Shanghai, dengan menyebutkan defisit perdagangan hampir 400 miliar euro (US$ 426,08 miliar).

Dombrovskis, yang juga merupakan komisaris perdagangan blok tersebut, sedang melakukan kunjungan empat hari ke China untuk mencari hubungan ekonomi yang lebih seimbang dengan Uni Eropa.

Baca Juga: Perkuat Hubungan dengan Timor Leste, Jejak China di Pasifik Bisa Bikin AS Ketir-Ketir

Dia tiba di China setelah Komisi Eropa mengatakan akan menyelidiki apakah akan mengenakan tarif hukuman untuk melindungi produsen Eropa dari impor kendaraan listrik China yang lebih murah yang dikatakan mendapat manfaat dari subsidi negara.

Kunjungan ini dirancang untuk memperbarui dialog dengan Tiongkok setelah pandemi COVID-19. Kedua belah pihak berupaya meredakan ketegangan mengenai berbagai isu mulai dari investasi asing, perdagangan, dan geopolitik, serta kritik Barat terhadap hubungan erat Beijing dengan Moskow setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022.

“Menciptakan pasar terbuka di antara anggotanya adalah salah satu prinsip pendirian UE. Kami juga berkomitmen terhadap perdagangan global yang bebas dan adil. Dan ‘adil’ adalah kata kuncinya di sini,” katanya.

Baca Juga: Gara-Gara Perang di Ukraina, Ponsel Xiaomi Tak Bisa Beredar Lagi di Finlandia



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×