Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Dalam upayanya mengatasi ancaman bencana dari luar angkasa, peneliti China berencana mengirim lebih dari 20 roket terbesar untuk berlatih membelokkan asteroid raksasa yang bisa menghantam Bumi kapan saja.
Metode pembelokkan asteroid ala film Armageddon ini sepertinya mulai menjadi perhatian ilmuwan luar angkasa karena pada prinsipnya memang cukup mungkin untuk dilakukan.
Dilansir dari Reuters, para peneliti di Pusat Sains Luar Angkasa Nasional China, telah melakukan simulasi penghancuran dan pembelokkan asteroid dengan roket Long March 5 buatan dalam negeri.
Peneliti menemukan bahwa 23 roket Long March 5 dapat membelokkan asteroid besar dari jalur aslinya dengan jarak 1,4 kali radius Bumi. Syaratnya, semua roket harus menghantam asteroid secara bersamaan.
Baca Juga: China berencana mengirim misi berawak pertama ke Mars pada tahun 2033
Perhitungan mereka didasarkan pada asteroid bernama Bennu, yang mengorbit matahari, yang lebarnya setinggi Empire State Building.
Secara ukuran, asteroid raksasa tersebut termasuk kelas batuan yang berpotensi menyebabkan kerusakan regional atau kontinental. Asteroid yang membentang lebih dari 1 km akan memiliki konsekuensi global.
Roket Long March 5 adalah kunci ambisi luar angkasa jangka pendek China. Roket ini telah melakukan sejumlah tugas penting, mulai dari mengirimkan modul stasiun luar angkasa hingga meluncurkan wahana ke Bulan dan Mars.
China telah berhasil meluncurkan enam roket Long March 5 sejak 2016, dengan yang terakhir menyebabkan beberapa masalah keamanan karena sisa-sisanya masuk kembali ke atmosfer pada bulan Mei.
Dinilai sebagai ide yang bagus
Profesor Alan Fitzsimmons dari Pusat Penelitian Astrofisika di Queen's University Belfast, menilai metode penghancuran asteroid ala film fiksi tersebut adalah ide yang cukup bagus.
"Usulan untuk meneruskan penelitian tentang membuat satu penabrak kinetik besar untuk membelokkan asteroid, adalah konsep yang agak bagus," ungkapnya kepada Reuters.
Baca Juga: China sukses luncurkan tiga astronot menuju stasiun luar angkasa yang baru
Lebih lanjut, sang profesor menjelaskan bahwa teori fisika sederhana seharusnya memang bisa menjelaskan metode tersebut. Namun, untuk saat ini misi semacam itu perlu dipelajari lebih detail.
Para ilmuwan juga berpendapat bahwa mengubah jalur asteroid memiliki risiko yang lebih rendah bagi Bumi dibandingkan dengan menghancurkannya, karena sisa-sisanya bisa mengotori atmosfer.
Bukan hanya China, antara akhir 2021 hingga awal 2022, Amerika Serikat juga akan meluncurkan pesawat ruang angkasa robotik untuk mencegat dua asteroid yang relatif dekat dengan Bumi.
Satu tahun setelahnya, pesawat ruang angkasa NASA akan mendarat di salah satu asteroid untuk melihat seberapa banyak perubahan lintasan yang terjadi.
Jika semuanya berjalan lancar, ini akan menjadi percobaan pertama umat manusia untuk mengubah arah benda langit.