Sumber: TASS,Reuters | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Lebih dari 300.000 tentara dan 35.000 sistem senjata berpartisipasi dalam kesiapan tempur di seluruh Rusia, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Rusia Jenderal Valery Gerasimov mengatakan pada Kamis (29/4).
"Secara keseluruhan, kesiapan tempur juga melibatkan 180 kapal perang dan kapal pendukung serta sekitar 900 pesawat, termasuk 15 pesawat angkut jarak jauh dan 40 pesawat angkut militer," katanya, seperti dikutip TASS.
Selama dua minggu, lebih dari 4.000 latihan tempur digelar dengan pasukan distrik militer, Armada Utara dan unit militer, serta formasi cabang militer Angkatan Bersenjata Rusia di 101 lokasi, menurut Gerasimov.
"Lebih dari 500 fasilitas pelatihan terlibat. Latihan itu dilakukan di seluruh wilayah Rusia," ujar dia.
Selama inspeksi kesiapan tempur, pasukan melakukan pemindahan dengan metode gabungan ke jarak lebih dari 3.500 km, dan sebagian besar dikumpulkan pada jarak yang tidak diketahui untuk menyelesaikan tugas pelatihan tempur.
Baca Juga: Pertama sejak 2008 kapal Penjaga Pantai AS berlayar ke Laut Hitam, Rusia pantau ketat
"Sekelompok armada Angkatan Laut yang terdiri dari 15 kapal perang Armada Kaspia melakukan transit antar-armada dari Laut Kaspia ke Laut Hitam, menempuh jarak lebih dari 1.300 km," ungkap Gerasimov.
Pasukan lintas udara berlatih mempersiapkan dan beroperasi sebagai bagian dari pengelompokan pasukan multiservis di wilayah strategis Barat Daya Rusia. "Mereka melakukan serangan udara hingga jarak 1.500 km," sebut dia.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan, Rusia mengerahkan lebih dari 120.000 tentara di perbatasan Ukraina, yang menyulut keprihatinan negara-negara Barat termasuk Amerika Serikat.
"Pasukan Rusia terus tiba di dekat perbatasan kami di Timur Laut, di Timur, dan di Selatan," kata Kuleba pada konferensi pers online dengan media internasional pada 20 April, seperti dikutip Reuters.
"Dalam sekitar satu minggu, mereka (Rusia) diperkirakan akan mencapai pasukan gabungan lebih dari 120.000 tentara," ujarnya. "Ini tidak berarti mereka akan berhenti membangun pasukan pada jumlah itu"