kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lebih dari 6 Juta Pengguna Twitter Ingin Elon Musk Berhenti Jadi CEO


Senin, 19 Desember 2022 / 13:42 WIB
Lebih dari 6 Juta Pengguna Twitter Ingin Elon Musk Berhenti Jadi CEO
ILUSTRASI. Logo Twitter dan foto Elon Musk ditampilkan melalui kaca pembesar dalam ilustrasi yang diambil 27 Oktober 2022. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration


Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo

KONTAN.CO.ID - CEO Twitter, Elon Musk, kembali berulah. Melalui cuitannya di Twitter, Musk membuka jajak pendapat mengenai apakah dirinya harus mundur dari posisi CEO. Hasilnya, lebih dari 12 juta pengguna Twitter ingin Musk meninggalkan jabatannya.

Jajak pendapat Musk dirilis pada hari Senin (19/12) pagi waktu Indonesia. Dalam kurun waktu 6 jam, sudah ada lebih dari 12 juta pengguna Twitter yang mengikuti jajak pendapat tersebut.

Hasilnya, sekitar 56% atau 6 jutaan responden setuju untuk Musk mundur dari jabatannya. Dalam jajak pendapat itu pun Musk berjanji akan mematuhi hasilnya.

"Haruskah saya mundur sebagai kepala Twitter? Saya akan mematuhi hasil polling ini," tulis Musk di akun Twitter pribadinya.

Baca Juga: Saham Tesla Anjlok karena Investor Meragukan Kinerja Elon Musk

Jajak pendapat dijadwalkan ditutup sekitar pukul 11:20 GMT atau 18:20 WIB. Sayangnya, Musk tidak memberikan perincian kapan dia akan mundur jika hasil jajak pendapat mengatakan dia harus mundur.

Mengutip Reuters, Musk mengatakan kepada pengadilan Delaware bulan lalu bahwa dia akan mengurangi waktunya di Twitter. Musk bahkan dikabarkan telah menemukan orang baru untuk mengurus Twitter.

Beberapa menit sebelum jajak pendapat dirilis, Musk meminta maaf dan mengatakan lewat Twitter, "Ke depan, akan ada pemungutan suara untuk perubahan kebijakan besar."

Baca Juga: Penangguhan Akun Twitter Sejumlah Jurnalis oleh Elon Musk Menarik Reaksi Global

Jajak pendapat tersebut dilakukan setelah pembaruan kebijakan Twitter hari Minggu (18/12). Salah satu poin yang paling disorot aturan yang melarang pembuatan akun yang ditujukan untuk mempromosikan perusahaan media sosial lain.

Konten yang mengandung nama pengguna atau tautan menuju platform rival juga dilarang.

Pembaruan kebijakan akan memengaruhi konten dari platform media sosial seperti Facebook serta Instagram dari Meta yang kerap tersambung dengan Twitter.

Di saat yang sama, aturan itu juga bisa merugikan layanan media sosial lain seperti Mastodon, Truth Social, Tribel, Nostr, dan Post.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×