Sumber: Al Jazeera | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - BEIRUT. Presiden Lebanon Michel Aoun melakukan pertemuan kabinet darurat pada Rabu (5/8). Ia mengatakan keadaan darurat selama dua minggu akan diumumkan menyusul ledakan besar di Beirut yang menewaskan sedikitnya 78 orang dan melukai 4.000 lainnya.
Ledakan dahsyat yang terjadi Selasa (4/8) mengirim gelombang kejutan di seluruh kota, menyebabkan kerusakan luas bahkan di pinggiran ibukota.
Seperti dikutip Al Jazeera, para pejabat mengatakan mereka memperkirakan korban tewas akan meningkat ketika para pekerja darurat menggali puing-puing untuk menyelamatkan orang dan mengangkat yang mereka meninggal.
Baca Juga: 6 Fakta tentang Lebanon, yang ibukotanya dijuluki Paris di Timur Tengah
Penyebab ledakan tersebut belum diketahui jelas. Para pejabat Lebanon menghubungkan ledakan itu dengan sekitar 2.700 ton amonium nitrat yang disita yang disimpan di gudang di pelabuhan selama enam tahun.
Dari Filipina dilaporkan, setidaknya dua warga negara Filipina termasuk di antara yang tewas dalam ledakan besar di Beirut, menurut Kedutaan Besar Filipina di Lebanon, Rabu (5/8).
Enam orang warga Filipina lainnya terluka dalam ledakan itu. Lebih dari 27.000 orang Filipina bekerja di Lebanon, menurut angka terbaru dari Departemen Luar Negeri Filipina.
Badri Daher, Direktur Kantor Bea Cukai Lebanon mengatakan, pihaknya tidak bertanggung jawab atas penyimpanan amonium nitrat yang memicu ledakan besar yang menewaskan puluhan orang.
Dalam sebuah wawancara dengan Al Jazeera, Daher menyalahkan Kepala Pelabuhan, Hassan Koraytem.
"Mereka yang bertanggung jawab, dan aku bisa memberitahumu bahwa bahan ini seharusnya tidak tinggal di sana - itu seharusnya tidak ada di tempat pertama," kata Daher.
Koraytem tidak dapat dihubungi untuk memberikan komentar. Direktorat Pelabuhan berada di bawah wewenang Kementerian Pekerjaan Umum dan Transportasi.
Ledakan besar di ibukota Lebanon, Beirut, telah memicu gempa berkekuatan 3,5, menurut pusat geosains Jerman GFZ.
Ledakan itu terdengar dan terasa hingga Siprus yang jaraknya lebih dari 200 kilometer (180 mil) melintasi Mediterania.
Dewan Pertahanan Tertinggi Lebanon merekomendasikan Beirut mendeklarasikan keadaan darurat selama dua minggu dan menyerahkan tanggung jawab keamanan kepada otoritas militer.
Baca Juga: Dugaan Trump, ledakan Beirut tampaknya berasal dari 'serangan bom'