kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Lima fakta unik bos cantik Yahoo!


Rabu, 25 Juli 2012 / 15:28 WIB
Lima fakta unik bos cantik Yahoo!
ILUSTRASI. Ada beberapa efek samping daun kelor yang sebaiknya tidak Anda abaikan.


Reporter: Dyah Megasari, ReadWriteWeb |

Yahoo! menunjuk Marissa Mayer sebagai CEO yang baru, per tanggal 17 Juli 2012. Perempuan 37 tahun ini dikenal sebagai sosok multitalenta, dinamis, memiliki selera seni, dan desain yang tinggi.

Sebelumnya, Mayer adalah salah seorang petinggi Google. Bergabung pada 1999, ketika Google masih perusahaan rintisan digital (startup). Ia berperan sebagai penyeimbang gender di Google yang kala itu didominasi oleh tujuh insinyur laki-laki, salah duanya adalah sang pendiri Larry Page dan Sergey Brin.

Perempuan yang sedang hamil lima bulan ini, ikut membangun berbagai produk unggulan Google, mulai dari mesin pencari, GMail, Google Maps, dan iGoogle. Di balik segudang prestasi itu, Mayer memiliki sisi lain yang unik, yang mungkin belum diketahui banyak orang. Berikut lima fakta unik tentang Mayer.

1. Tinggal di penthouse hotel

Mayer bersama suaminya, Zachari Bogue, tinggal di sebuah penthouse pribadi di hotel Four Seasons, San Fransisco.

Sebagai salah satu karyawan pertama Google, kekayaan Mayer diperkirakan mencapai 300 juta dollar AS.

Kekayaannya akan bertambah dari uang kompensasi yang dibayarkan Yahoo, demi membajak Mayer dari Google. Uang kompensasi itu mencapai US$ 70 juta atau sekitar Rp 660 miliar. Rinciannya, gaji tahunan US$1 juta, bonus tahunan US$2 juta, kontrak opsi saham US$42 juta, dan penghargaan lain, serta US$14 juta untuk uang yang seharusnya Mayer terima dari Google.

2. Pemegang paten penting dalam bisnis mesin pencari

Mayer memegang paten teknik kecerdasan buatan dan pencarian. Yang pertama, paten #20090204592 tentang "Antarmuka untuk pencarian universal." Kedua, paten #20090063425 tentang teknik "Permintaan menulis ulang pencarian dengan deteksi entitas."

Insinyur perempuan pertama Google yang memiliki kemampuan teknis mumpuni, ia siap membawa Yahoo ke bisnis internet yang makin cerdas.

Lulusan Master of Science ilmu komputer di Stanford University ini, rajin bermain dengan algoritma untuk memecahkan suatu hal.

3. Hampir menjadi ahli bedah saraf

Mayer mengaku tertarik untuk menjadi ahli bedah saraf. Namun setelah mengambil kursus ilmu komputer, ia jatuh cinta dengan segala hal yang berbau komputerisasi.

Mayer menepis laporan yang menyebut dirinya pernah menjadi pemandu sorak (cheerleader). "Saya tidak pernah menjadi cheerleader. Saya terlalu pemalu untuk itu. Saya hanya mengambil kursus tari balet klasik," kata Mayer kepada majalah Vogue.

4. Gemar olahraga

Dalam wawancara dengan The New York Times, Mayer mengungkapkan sisi sporty-nya. Ia mengaku gemar lari maraton, bermain ski, sampai memanjat gunung. Dua tahun lalu, Mayer menaklukkan puncak gunung Kilimanjaro di Tanzania.

Fotonya yang berdiri di puncak Kilimanjaro, dibagikan ke situs jejaring sosial Twitter. "Dari puncak Kilimanjaro! 4 hari 4 jam pulang pergi," tulis Mayer.

5. Fashionista

Mayer sangat memperhatikan penampilan. Mayer telah menjadi pelanggan tetap desainer favoritnya Oscar de la Renta.

Selera fesyennya, ia bawa dalam lingkup pekerjaan dan di rumah. Warisan Mayer yang paling abadi untuk Google adalah desain tampilan mesin pencari Google. Dialah yang membuat Google tampil minimalis, didominasi latar putih bersih.

Gaya minimalis serba putih ini juga diterapkan dalam nuansa penthouse Mayer. "Ketika orang datang ke rumah saya, mereka selalu bertanya: Apakah Google terlihat seperti rumah Anda, atau rumah Anda yang terlihat seperti Google?" (Aditya Panji/Kompas.com)


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×