CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Liz Truss, Calon Kuat Perdana Menteri Inggris Pengganti Boris Johnson


Senin, 05 September 2022 / 19:09 WIB
Liz Truss, Calon Kuat Perdana Menteri Inggris Pengganti Boris Johnson
ILUSTRASI. Liz Truss menjadi kandidat terkuat Perdana Menteri Inggris menggantikan Boris Johnson yang mengundurkan diri.


Sumber: Reuters | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - LONDON. Liz Truss menjadi kandidat terkuat Perdana Menteri Inggris menggantikan Boris Johnson yang mengundurkan diri.

Liz Truss diperkirakan akan ditunjuk sebagai pemimpin Partai Konservatif yang memerintah dan perdana menteri Inggris berikutnya pada Senin (5/9).

Liz Truss siap untuk mengambil alih kekuasaan Inggris pada saat negara itu menghadapi krisis biaya hidup, kerusuhan industri dan resesi.

Seperti dilaporkan Reuters, pada Selasa (6/9), Perdana Menteri Inggris baru akan melakukan perjalanan ke Skotlandia untuk bertemu Ratu Elizabeth, yang akan meminta pemimpin baru untuk membentuk pemerintahan.

Baca Juga: Krisis Biaya Hidup Mencekik, Inggris Didesak Bertindak dan Isi Kursi Perdana Menteri

Truss, jika ditunjuk, akan menjadi perdana menteri keempat Partai Konservatif sejak pemilihan 2015. Selama periode itu, Inggris telah diterpa krisis ke krisis, dan sekarang menghadapi apa yang diperkirakan akan menjadi resesi panjang yang dipicu oleh inflasi yang meroket yang mencapai 10,1% per Juli 2022.

Truss, 47 tahun, adalah Menteri luar negeri di bawah pemerintahan Boris Johnson, telah berjanji untuk bertindak cepat untuk mengatasi krisis biaya hidup Inggris.

Seperti dilansir Financial Express, Truss mengatakan bahwa dalam waktu seminggu akan membuat rencana untuk mengatasi tagihan energi yang meningkat dan mengamankan pasokan bahan bakar di masa depan.

Berbicara dalam sebuah wawancara TV pada hari Minggu dia menolak untuk memberikan rincian langkah-langkah yang katanya akan meyakinkan jutaan orang yang takut mereka tidak akan mampu membayar tagihan bahan bakar mereka sebagai pendekatan musim dingin.

Dia telah memberi isyarat selama kampanye kepemimpinannya bahwa dia akan menghapus kenaikan pajak dan memotong pungutan lain yang menurut beberapa ekonom akan memicu inflasi.

Baca Juga: Pemimpin Uni Soviet Terakhir Mikhail Gorbachev Wafat pada Usia 91 Tahun



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×