Sumber: Reuters | Editor: Prihastomo Wahyu Widodo
KONTAN.CO.ID - Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, kembali buka suara terkait eskalasi konflik yang terjadi di Gaza seminggu terakhir. Kali ini Abbas menegaskan bahwa aksi Hamas tidak mewakili rakyat Palestina.
Pernyataan Abbas tersebut muncul dalam laporan terbaru media Palestina, WAFA, pada hari Minggu (15/10). Abbas menegaskan posisi Hamas terhadap Palestina saat berdialog dengan Presiden Venezuela Nicolas Maduro melalui telepon terkait konflik tersebut.
"Presiden juga menekankan bahwa kebijakan dan tindakan Hamas tidak mewakili rakyat Palestina. Kebijakan program, dan keputusan (Organisasi Pembebasan Palestina/PLO) mewakili rakyat Palestina sebagai satu-satunya perwakilan mereka yang sah," tulis WAFA, mengutip perkataan Abbas.
Baca Juga: Inggris Kirim Kapal Militer Hingga Pesawat Pengintai untuk Membantu Israel
Selama pembicaraan teleponnya dengan Maduro, Abbas menegaskan penolakannya terhadap pembunuhan warga sipil di kedua belah pihak dan menyerukan pembebasan warga sipil dan tahanan.
Beberapa jam setelahnya, WAFA mengubah pernyataan tersebut dengan menghilangkan kata "Hamas" dalam laporannya.
"Presiden juga menekankan bahwa kebijakan, program, dan keputusan PLO mewakili rakyat Palestina sebagai satu-satunya perwakilan sah mereka, dan bukan kebijakan organisasi lain mana pun," bunyi laporan baru WAFA, dikutip Reuters.
Baca Juga: Siapa Itu Hamas? Simak Asal-Usul, Tujuan, dan Para Pendukungnya
Belum ada penjelasan mengapa WAFA pada akhirnya menghilangkan kata "Hamas" dalam laporannya.
Otoritas Palestina yang dipimpin Abbas telah lama menentang Hamas yang menguasai Gaza pada tahun 2007. Saat itu Hamas menggulingkan pasukan partai Fatah yang setia kepada Abbas.
Pembicaraan rekonsiliasi selama bertahun-tahun antara kedua pihak yang bersaing gagal mencapai terobosan.
Selain menjalankan pemerintahan mandiri terbatas di Tepi Barat yang diduduki Israel, Abbas juga memimpin PLO, kelompok payung yang mewakili Palestina dalam perundingan perdamaian yang disponsori AS dengan Israel di masa lalu.