kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   0,00   0,00%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Malaysia Airlines akan delisting?


Selasa, 22 Juli 2014 / 17:27 WIB
Malaysia Airlines akan delisting?
ILUSTRASI. Kementerian Keuangan meyakini antusiasme investor untuk berinvestasi di sukuk ritel seri SR018 akan cukup tinggi.


Sumber: Bloomberg | Editor: Hendra Gunawan

KUALA LUMPUR. Setelah terkena bencana dua kali berturut-turut dalam waktu empat bulan membuat Malaysia Airline Sistem Bhd. (MAS) dikabarkan akan delisting dari bursa saham.

Sumber yang mengetahui mengenai ini mengatakan bahwa ada dua langkah yang akan diambil. Pertama yaitu Khazanah sebagai induk usaha akan mengambil alih Malaysia Airlines dari kebangkrutan, dan yang kedua yakni melakukan delisting.

Sebulan sebelum tragedi penembakan MH17 di Ukraina, Khazanah juga telah memperkirakan bahwa Malaysia Airlines hanya memiliki cukup dana untuk bertahan sekitar satu tahun. Sampai dengan akhir Maret 2014, MAS memiliki kas dan setara kas 3,25 miliar ringgit.

"Malaysia Air tidak memiliki neraca yang besar, dia masih berjuang dari masalah persepsi. Kita mungkin akan melihat langkah-langkah drastis,"kata Mohshin Aziz, analis Malayan Banking Bhd. di Kuala Lumpur. Sayang, Asuki Abas, juru bicara Khazanah, tidak bisa dihubungi untuk memberikan komentar.

Sepanjang tahun ini saham Malaysia Airlines telah anjlok sebesar 34% di bursa Kuala Lumpur. Untuk menjadi perusahaan tertututp, itu artinya Khazanah harus membeli sekitar 31% saham yang beredar senilai 1 miliar ringgit atau sekitar US$ 315 juta, berdasarkan harga penutupan saham terakhir.

"Jika mereka melakukan privatisasi ini, mereka akan membunuh beberapa burung (masalah) dengan satu batu," kata Terence Fan, asisten profesor di Singapore Management University, yang meneliti bisnis penerbangan.

Langkah ini, lanjut Terence, juga bisa menjadi peluang mereka dalam mengubah citra diri.

Selama tiga tahun terakhir, Malaysia Airlines telah menderita kerugian sekitar 4,13 miliar ringgit.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×