Sumber: Reuters | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Pemilihan umum yang digelar di Malaysia hari ini, Rabu (9/5) mungkin bisa disebut sebagai pemilu paling sengit. Masyarakat Malaysia akan memilih Perdana Menteri Najib Razak, yang telah memimpin negara sejak 2009, atau Mahathir Mohamad yang pernah memimpin Malaysia selama 22 tahun dan kini berusia 92 tahun.
Sebanyak 14,9 juta warga Malaysia mulai menentukan pilihannya sejak pukul 8 pagi waktu setempat. Tempat pemungutan suara akan ditutup pukul 5 sore.
Pihak Najib maupun Mahathir harus mengamankan kursi mayoritas atau minimal 112 dari 222 kursi di parlemen untuk kembali memimpin Malaysia. Hasil pemilu sudah bisa rilis sebelum tengah malam, atau pada Kamis pagi (10/5).
Pemilu kali ini cukup ketat. Lembaga polling independen Merdeka Center menunjukkan, Partai Barisan Nasional yang menyokong Najib mengalami penurunan popularitas, dengan perolehan suara 37,3%, turun dibandingkan estimasi sebelumnya yang sebesar 40,3%.
Sedangkan Partai Pakatan Harapan yang mendukung Mahathir terhitung bisa mengumpulkan 43,4% suara dalam survei tersebut.
Meski begitu, Merdeka memperkirakan, Najib bisa memenangkan pemilu kali ini. Tahun 2013, di periode terburuk Najib, dia bisa mengamankan 133 kursi parlemen.
Najib, yang sempat tersangkut skandal mega korupsi 1MDB pada 2015 lalu berjanji akan menghapus Pajak Penghasilan (PPh) bagi kaum muda di bawah 26 tahun, jika Barisan Nasional menang. Pekan lalu, dia juga menjanjikan tambahan libur dua hari di awal Ramadan, membebaskan biaya jalan tol di lima hari pertama perayaan Idul Fitri.
Sedangkan Mahathir mengingatkan warga agar tak jatuh pada "suap" di pemilu ini. "Jangan biarkan sedikit uang membuat Anda menggadaikan negara selamanya," kata dia.