kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Malaysia lockdown, pemerintah: Corona lebih berbahaya dari tsunami


Rabu, 18 Maret 2020 / 15:57 WIB
Malaysia lockdown, pemerintah: Corona lebih berbahaya dari tsunami
ILUSTRASI. Panic buying di Kuala Lumpur, Malaysia. Malaysia memperingatkan gelombang baru infeksi virus corona jika masyarakat tidak mengikuti aturan lockdown. REUTERS/Lim Huey Teng


Sumber: Reuters | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Malaysia memperingatkan gelombang baru infeksi virus corona jika masyarakat tidak mengikuti pembatasan pergerakan selama dua minggu yang dimulai pada hari Rabu setelah kasus di negara tersebut melonjak ke level tertinggi di Asia Tenggara.

Diberitakan Reuters, sejauh ini dilaporkan dua kematian akibat virus corona di Malaysia, termasuk seorang pria yang menghadiri pertemuan massa kaum Muslim. 

Baca Juga: Peringatan WHO: Asia Tenggara sedang menuju ke arah penularan komunitas dari corona

Ribuan peserta lain masih tetap diuji namun meningkatkan risiko penyebaran virus yang lebih besar. "Kami memiliki peluang tipis untuk memutus rantai infeksi COVID-19," kata Noor Hisham Abdullah, Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia.

“Kegagalan bukan pilihan di sini. Jika tidak, kita mungkin menghadapi gelombang ketiga dari virus ini, yang akan lebih besar dari tsunami," ungkapnya.

Malaysia dan Filipina, yang telah mengkarantina sekitar setengah dari 107 juta penduduknya, telah memberlakukan pembatasan terketat terhadap pergerakan orang di Asia Tenggara.

Baca Juga: Lockdown Malaysia hari pertama gagal, banyak yang melanggar aturan

Beberapa jam sebelum lockdown pada tengah malam di Malaysia, ribuan orang mengantri di stasiun bus untuk kembali ke kota asal mereka. Gerombolan warga Malaysia yang pulang pergi setiap hari ke Singapura untuk bekerja melintasi perbatasan untuk menghabiskan dua minggu ke depan di sana.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×