kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45887,73   13,33   1.52%
  • EMAS1.365.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Malaysia Menyita 106 Kontainer Limbah Elektronik Ilegal


Kamis, 27 Juni 2024 / 15:23 WIB
Malaysia Menyita 106 Kontainer Limbah Elektronik Ilegal
ILUSTRASI. Malaysia telah menyita 106 kontainer limbah elektronik berbahaya selama tiga bulan terakhir. Photographer: Goh Seng Chong/Bloomberg News


Sumber: Channelnewsasia.com | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - KUALA LUMPUR. Malaysia telah menyita 106 kontainer limbah elektronik berbahaya selama tiga bulan terakhir dan berhasil membongkar sindikat impor limbah ilegal setelah menerima informasi dari kelompok pengawas, kata seorang menteri.

Setiap tahun, puluhan juta ton limbah elektronik diproduksi secara global, dan banyak perangkat serta peralatan yang dibuang dapat membocorkan logam berat, plastik, dan bahan kimia beracun lainnya.

Banyak negara, termasuk Malaysia, telah melarang impor limbah elektronik, meskipun pengiriman ilegal tetap menjadi masalah yang signifikan.

Antara 21 Maret dan 19 Juni tahun ini, pihak berwenang Malaysia menemukan 106 kontainer yang berisi limbah elektronik, ungkap otoritas pada hari Rabu (26/6).

Nik Nazmi Nik Ahmad, Menteri Sumber Daya Alam dan Kelestarian Lingkungan Malaysia, menyatakan bahwa kontainer-kontainer tersebut akan dikirim kembali ke negara asalnya, tanpa memberikan rincian dari mana mereka berasal.

Baca Juga: Kenali Perbedaan Sampah Anorganik dan Organik, Cek Juga Jenis Sampah Lainnya

Ia juga menambahkan bahwa ada sindikat impor ilegal yang terlibat dalam kegiatan ini.

"Sindikat ini menggunakan dokumentasi palsu untuk mengimpor limbah dengan tujuan daur ulang," katanya kepada wartawan setelah memeriksa kontainer yang disita pada hari Rabu di Port Klang, sebelah barat ibu kota Kuala Lumpur.

Satu kontainer yang diperlihatkan kepada pers dipenuhi dengan apa yang tampak seperti tumpukan rak server.

Pada tahun 2022, dunia menghasilkan 62 juta ton limbah elektronik, dan kurang dari seperempatnya yang didaur ulang, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Banyak negara kaya mengirimkan limbah elektronik mereka ke luar negeri ke negara-negara miskin karena harganya lebih murah dan membantu memenuhi target daur ulang.

Namun, praktik ini meningkatkan risiko kesehatan dan lingkungan di negara-negara tersebut.

Selanjutnya: Toyota Kembali Tarik Highlander dan Lexus di Amerika Serikat

Menarik Dibaca: Peringatan Dini Cuaca Besok (28/6) Hujan Deras, Waspada Bencana di Provinsi Ini




TERBARU
Kontan Academy
Pre-IPO : Explained Supply Chain Management on Efficient Transportation Modeling (SCMETM)

[X]
×