Sumber: Reuters | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Teka-teki mengapa Mantan Menteri Luar Negeri Tiongkok Qin Gang dipecat secara tiba-tiba dari jabatannya mulai terkuak.
Mengutip Reuters yang melansir Wall Street Journal, Qin Gang yang digulingkan dari jabatannya pada bulan Juli, disebut-sebut berselingkuh ketika dia menjadi duta besar untuk Amerika Serikat. WSJ mengutip orang-orang yang mengetahui laporan tersebut.
Laporan tersebut mengatakan Qin bekerja sama dalam penyelidikan, yang kini fokus pada apakah perselingkuhan atau tindakan Qin telah membahayakan keamanan nasional China atau tidak.
Pejabat senior China mendapatkan informasi bahwa penyelidikan internal Partai Komunis menemukan Qin terlibat dalam perselingkuhan selama masa jabatannya sebagai duta besar China untuk Amerika Serikat, kata laporan itu.
Dua sumber mengatakan kepada WSJ bahwa perselingkuhan tersebut telah menghasilkan lahirnya seorang anak di AS.
Baca Juga: Terjerat Kasus Pengadaan Peralatan Militer, Menhan China Tengah Diinvestigasi
Selama konferensi pers reguler pada hari Selasa, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning ditanya tentang artikel tersebut dan berkata:
“Mengenai pengangkatan dan pemberhentian menteri luar negeri China, pihak China telah merilis informasi sebelumnya dan saya tidak mengetahui informasi selain yang kami umumkan."
Pada bulan Juli, Qin digantikan oleh diplomat veteran Wang Yi sebagai menteri luar negeri setelah satu bulan absen secara misterius dari tugasnya, hampir setengah tahun setelah menjabat.
Dia adalah utusan utama China di Washington dari Juli 2021 hingga Januari tahun ini.
Baca Juga: Mengapa Tokoh Publik China Terus Menghilang Secara Misterius? Ini Analisanya
Mengutip The Telegraph, Menteri Pertahanan Tiongkok Li Shangfu juga telah menghilang dalam beberapa minggu terakhir. Adapun spekulasi yang muncul adalah potensi tuduhan korupsi terkait dengan pengadaan peralatan militer.
Perombakan personel di jajaran teratas Partai tidak berdampak baik pada Xi, yang masih berada di tahun pertama dari masa jabatan ketiga yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Hal ini juga terjadi pada saat China, negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia, sedang bergulat dengan perlambatan ekonomi yang signifikan.
Namun karena Xi telah menghabiskan satu dekade sebagai pemimpin Tiongkok, mengalahkan lawan-lawan politiknya dan mengkonsolidasikan kekuasaannya, masih belum jelas apakah ia akan dilemahkan oleh situasi ini atau tidak.