kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.206   65,54   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   13,29   1,21%
  • LQ45 880   13,50   1,56%
  • ISSI 221   1,37   0,62%
  • IDX30 450   6,98   1,58%
  • IDXHIDIV20 541   6,55   1,23%
  • IDX80 127   1,60   1,27%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,91   1,30%

Mantan Panglima Militer Filipina sebut China telah melancarkan perang di zona abu-abu


Senin, 02 November 2020 / 14:11 WIB
Mantan Panglima Militer Filipina sebut China telah melancarkan perang di zona abu-abu
ILUSTRASI. Kapal destroyer berpeluru kendali baru milik China


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

Bautista mengatakan China juga terlibat dalam kegiatan lain yang bertujuan untuk mendapatkan akses ke Filipina.

Dia menunjuk pada rencana perusahaan China untuk menyewa Pulau Fuga di wilayah paling utara Filipina dekat Taiwan, negara yang diklaim China sebagai provinsinya dan menolak mengakuinya sebagai negara merdeka.

Bautista juga mengutip rencana untuk membangun bandara internasional di Sangley di provinsi Cavite di atas tanah yang digunakan oleh Angkatan Laut Filipina sebagai pangkalan.

Meskipun proyek yang diprakarsai oleh pemerintah provinsi, itu akan melibatkan perusahaan konstruksi China yang merupakan perusahaan negara China yang telah masuk daftar hitam Bank Dunia karena korupsi dan penyimpangan.

Baca Juga: Pesawat tempur China masuki Selat Taiwan sebanyak 25 hari selama Oktober

Pulau Fuga, yang menyediakan akses ke Samudra Pasifik dan Laut Cina Selatan, menarik perhatian publik pada tahun 2019 ketika para investor Tiongkok, menanggapi road show investasi dalam salah satu kunjungan Presiden Filipina Rodrigo Duterte ke Tiongkok, menunjukkan minat untuk mengubahnya menjadi US$ 2- miliar "kota pintar".

Kesepakatan itu terhenti setelah Angkatan Laut Filipina menyuarakan kekhawatiran bahwa hal itu dapat membahayakan keamanan nasional Filipina.

Proyek bandara Sangley yang didukung China juga menarik perhatian karena akan menggusur pangkalan Angkatan Laut Filipina.

“Kami membutuhkan investasi China untuk infrastruktur dan ekonomi kami. Tapi kita tidak bisa membahayakan keamanan nasional, ”kata Bautista.

“Kita perlu memiliki kebijakan nasional tentang pengendalian industri strategis, menjaga aset strategis, dan juga menjaga dari arus masuk besar-besaran warga negara asing dari satu negara baik itu China atau lainnya,” katanya di forum online.



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×