Sumber: Reuters |
NEW YORK. Otoritas perdagangan pasar berjangka Amerika Serikat (AS) resmi mengajukan gugatan pada mantan trader Goldman Sachs atas kasus penyelewengan dana senilai US$ 118 juta. Trader membuat skema perdagangan fiktif di bursa Wall Street.
Dalam gugatan yang diajukan pengadilan distrik Manhattan, Commodity Futures Trading Commission (CFTC) menyatakan bahwa sang trader bernama Matthew Marshall Taylor memasukkan perdagangan palsu secara manual pada November 2007 dan Desember 2007.
Tindakan tercela ini ditujukan Taylor untuk menyembunyikan posisi kontrak berjangka senilai US$ 8,3 miliar. Selama aksi curang ini, skema biaya bank yang ditilap dan dikelola atas keinginan pribadi mencapai US$ 118,44 juta. Saat aksi ini terjadi, diduga Taylor menempati posisi vice president di Capital Structure Franchise Trading.
"Dengan cara merancang transaksi fiktif dan menyamarkan pengambilan posisi, tersangka terbukti melakukan penggelapan," demikian bunyi tuntutan CFTC. Akibat perbuatannya, sistem internal Goldman tidak mencantumkan ukuran posisi kontrak mini yang dikelola Taylor sebagaimana seharusnya.
Namun saat dimintai keterangannya, Taylor mengaku terlalu banyak memberikan angka nol pada transaksi tersebut. Ia mengklaim, kesalahan itu tak disengaja.
Apa pun penjelasannya, CFTC menggugat Taylor membayar ganti rugi senilai US$ 130.000. Namun regulator tak mencantumkan nama Goldman dalam tuntutan tersebut melainkan menulisnya sebagai sebuah perusahaan berjangka besar. Saat ini, Taylor tinggal di Florida.
Financial Industry Regulatory Authority yang merupakan pengawas pialang Wall Street, mengatakan bahwa tersangka sudah dipecat pada Desember 2007. Tuduhannya adalah penyimpangan pengambilan posisi di akun perusahaan.
Ross Intelisano, pengacara Taylor belum memberikan pernyataan atas gugatan yang ditujukan kepada nasabahnya.
Juru bicara Goldman, Tiffany Galvin menyatakan Taylor sudah dipecat sesaat setelah kebobrokannya diketahui oleh para direksi Goldman.
"Sebagai trader ia memberikan penjelasan palsu ketika ditanya tentang kejanggalan dalam account yang dikelolanya pada 14 Desember 2007," jelas Tiffany. Ia menjamin, kasus ini tak mempengaruhi likuiditas atau dana nasabah yang dikelola Goldman.