Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - BEIJING. Juru bicara kementerian luar negeri China Hua Chunying menegaskan, saat ini China memimpin dunia dalam mengembangkan kandidat vaksin virus corona baru. Itu sebabnya, merupakan hal yang absurd alias "tidak masuk akal" untuk menuduh China mencoba mencuri vaksin AS melalui serangan cyber.
Melansir China Daily, Hua membuat pernyataan itu pada konferensi pers harian pada hari Jumat sebagai tanggapan terhadap klaim jaksa agung Amerika Serikat William Barr pada hari Kamis.
Baca Juga: Hampir 100 juta warga China terancam tak bisa masuk ke Amerika, Beijing: Konyol!
Pada saat itu, Barr mengatakan bahwa peretas yang terkait dengan Tiongkok telah menargetkan universitas dan perusahaan Amerika dalam upaya untuk mencuri IP yang terkait dengan perawatan dan vaksin coronavirus.
"Kami memiliki peneliti terbaik. Kami tidak perlu mencuri untuk mencapai posisi terdepan," kata Hua.
Baca Juga: Peretas Rusia dituding mencuri data vaksin Covid-19 milik Inggris, AS dan Kanada
Dia menambahkan, tim peneliti telah melakukan banyak tugas untuk mengembangkan lima jenis vaksin, dan calon vaksin Cina dengan hak kekayaan intelektual independen telah memasuki uji klinis.
Menurut sebuah buku putih China yang dirilis pada Juni untuk menjelaskan upayanya dalam memerangi Covid-19, China telah menyetujui empat vaksin tidak aktif dan satu vaksin adenovirus untuk uji klinis saat itu.
China juga, lanjut Hua, akan terus bekerja dengan negara-negara lain untuk memperkuat kerja sama dalam pengembangan dan distribusi vaksin sehingga dunia dapat menangkal pandemi sesegera mungkin.
Baca Juga: Arab Saudi akan jadi lokasi uji coba vaksin corona buatan Rusia
Sementara itu, Presiden Xi Jinping pernah mengatakan, pengembangan dan penyebaran vaksin Covid-19 di China, jika tersedia, akan dibuat untuk kepentingan publik global. Hal itu akan menjadi kontribusi Tiongkok untuk memastikan aksesibilitas dan keterjangkauan vaksin di negara-negara berkembang.
Baca Juga: Saat Pandemi Kian Parah, Rusia Dituduh Curi Informasi Vaksin oleh Sejumlah Negara
Hua juga menolak klaim Barr bahwa China "terlibat dalam blitzkrieg ekonomi ... untuk melampaui Amerika Serikat sebagai negara adidaya unggulan dunia".