kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.951.000   -8.000   -0,41%
  • USD/IDR 16.304   -11,00   -0,07%
  • IDX 7.533   43,20   0,58%
  • KOMPAS100 1.070   7,34   0,69%
  • LQ45 793   -2,68   -0,34%
  • ISSI 254   0,66   0,26%
  • IDX30 409   -1,29   -0,31%
  • IDXHIDIV20 467   -2,82   -0,60%
  • IDX80 120   -0,30   -0,25%
  • IDXV30 124   0,09   0,07%
  • IDXQ30 131   -0,56   -0,43%

Mark Scheinberg: Tersandung pencucian uang (3)


Kamis, 27 Agustus 2015 / 13:11 WIB
Mark Scheinberg: Tersandung pencucian uang (3)


Reporter: Issa Almawadi | Editor: Tri Adi

Laba bisnis judi online sangat menjanjikan. Tapi, risikonya pun terbilang tinggi. Dalam membesarkan PokerStars, Mark Scheinberg berkali-kali tersandung masalah hukum. Kasus hukum yang paling memukul telak bisnis PokerStars adalah tuduhan praktik pencucian uang ilegal lewat bisnis judi online milik Mark. Dus, regulator AS mewajibkan Mark membayar denda hingga US$ 731 juta. Kendati begitu, bisnis PokerStars tetap berkibar dan menguasai 54% pangsa pasar.

Keberhasilan Mark Scheinberg mengembangkan bisnis judi poker online terbesar di dunia bukan tanpa berarti halangan. Seperti kebanyakan pebisnis judi, Mark pun sempat tersandung sederet kasus hukum.

Salah satunya, kehilangan duit senilai US$ 50 juta yang terjadi pada 2013 lalu. Uang itu merupakan denda yang wajib dibayar PokerStars kepada Pemerintah Amerika Serikat (AS) terkait tuduhan praktik pencucian uang.

Ini bukan yang pertama kali. Setahun sebelumnya, Mark melalui PokerStars dan dua perusahaan poker online sepakat untuk menyelesaikan tuduhan pencucian uang senilai US$ 731 juta. Saat itu, PokerStars setuju untuk membayar denda US$ 547 juta.

Mark juga harus rela merogoh kocek US$ 184 juta untuk membayar denda yang dituduhkan kepada Full Tilt Poker. Ini adalah situs judi poker online lain milik Mark. Dalam kasus tersebut, Jaksa AS menetapkan Mark sebagai penerima dan distributor langsung praktik money laundering lewat poker online.

Sejatinya, Pengadilan AS sudah mendakwa 11 orang karena diduga melanggar hukum AS dengan tidak membayar  hasil dari pembayaran para pemain poker. Di antara 11 orang itu, ayah Mark, Isai Scheinberg termasuk didalamnya.

Tidak cuma membayar denda, regulator AS membekukan operasional PokerStars dan Full Tilt Poker di AS. Penghentian operasional itu sering disebut Black Friday bagi para pehobi judi poker online.

Pada bulan April 2011, selain PokerStars dan Full Tilt, situs poker online lain yakni Absolute Poker/Ultimate Bet, tak dapat diakses di AS. Mengutip www.cardplayer.com, Mark tetap bersikukuh menolak segala tuduhan yang dikenakan pengadilan, meski terpaksa harus membayar ratusan juta dollar.

Yang pasti, dua kasus hukum itu tidak membuat Mark jera mengembangkan PokerStars. Strategi Mark, meluncurkan kembali Full Tilt Poker sebagai merek dan entitas terpisah di luar pasar AS.

Operasi Full Tilt Poker tetap berpusat di Dublin, tetapi pengawasan peraturan akan ditransfer ke Isle of Man, Inggris Raya. "Kami sangat senang kami telah mampu menempatkan masalah ini di belakang kami, dan juga dijamin kemampuan kami untuk beroperasi di AS setiap kali peraturan memungkinkan," kata Mark.

Miliarder lajang ini terus berupaya mencari jalan tengah agar bisnisnya berjalan serta memastikan ada perlindungan untuk pemain judi poker online. Mark juga mengungkapkan, pemisahan aset Full Tilt Poker memberikan kenyamanan bagi para pemain Full Tilt Poker yang telah menunggu lebih dari 12 bulan untuk pembayaran uang kembali.

"Pelanggan Full Tilt Poker di luar AS dapat segera mengakses akun mereka dan bermain di situs," ujar Mark. Bisa dibilang, aksi Mark mengembangkan bisnis judi poker online di pasar AS sangat berat.

Sebab, dahulu AS merupakan negara yang menentang keras perjudian online. Mark berhasil menaklukkan pasar AS dengan mengantongi izin legislatif. Awalnya, Mark membidik New Jersey sebagai marka bisnis poker online.

PokerStars berusaha untuk masuk New Jersey melalui akuisisi Atlantic Club Casino Hotel tapi kandas di tengah jalan. Akhirnya, PokerStars menandatangani perjanjian kerjasama Resorts Casino. "Resorts adalah mitra fantastis bagi kami di pasar AS," kata Mark.

Gambaran saja, tanpa pasar AS, PokerStars merupakan operator poker online terbesar di dunia yang menguasai 54% pasar global. Bisnis PokerStars tujuh kali lebih besar dari kompetitor mereka, Israel 888 Holding Plc.              

(Bersambung)




TERBARU

[X]
×