Sumber: New York Times,Reuters | Editor: Dessy Rosalina
NEW YORK. Kesalahan produksi masih membayangi kredibilitas industri otomotif global. Kali ini, Toyota Motor Corp lagi-lagi menarik (recall) ratusan ribu mobil dari pasaran karena terdapat kesalahan produksi. Senin (29/9), Toyota mengumumkan recall sebanyak 790.000 unit mobil truk pikap Toyota Tacoma produksi tahun 2005–2011. Dari total jumlah itu, sebanyak 690.000 unit ditarik dari pasar Amerika Serikat (AS).
"Sistem suspensi belakang kendaraan bergesekan dengan lapisan pegas yang berpotensi memicu korosi dan patah," sebut manajemen Toyota. Tidak cuma memicu korosi bagian pegas, kerusakan sistem suspensi belakang Toyota Tacoma juga memicu kebocoran tangki bahan bakar. "Jika itu terjadi, bisa terjadi kebakaran," jelas Toyota.
Amanda Rice, jurubicara Toyota, menyatakan, hingga saat ini pihaknya belum menerima laporan kecelakaan terkait kerusakan suspensi Toyota Tacoma. Namun, National Highway Traffic Safety Administration (NHTSA) telah menerima sejumlah keluhan dari para pemilik Toyota Tacoma.
"Lapisan pegas saya rusak memotong kawat rem sehingga rem tidak berfungsi. Saya berada dalam truk dengan anak saya yang berusia 8 tahun. Ini bisa menyebabkan kecelakaan serius," tulis salah satu pemilik Tacoma kepada NHTSA pada Juni lalu, seperti dilansir The New York Times.
Sejak awal tahun, ini adalah kali ketiga bagi Toyota menarik mobil dari pasaran karena kesalahan produksi. Sebelumnya, pada April 2014, raksasa otomotif asal Jepang ini menarik 6,76 juta unit mobil. Jenis mobil yang ditarik adalah Vitz, RAV4 SUVs, dan Porte. Lalu, pada Februari 2014 lalu, Toyota juga menarik 1,9 juta unit Prius Hybrid.
Toyota juga harus membayar US$ 1,2 miliar ke regulator AS atas tuduhan menyembunyikan bukti terkait keamanan penumpang pada Maret lalu. Toyota mengaku bersalah atas tuduhan tersebut dan berjanji melaporkan sistem keamanan mobil menggunakan pihak independen. Di Jepang, regulator pun menuntut Toyota lebih transparan tentang standar keamanan produk-produknya.
Berbagai penarikan ini membuat kredibilitas tercoreng. Toyota bahkan berencana membekukan rencana pendirian pabrik baru selama tiga tahun ke depan agar fokus memperbaiki kualitas.