kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masjid terkena meriam air, Pemimpin Hong Kong meminta maaf kepada komunitas Muslim


Senin, 21 Oktober 2019 / 15:51 WIB
Masjid terkena meriam air, Pemimpin Hong Kong meminta maaf kepada komunitas Muslim
ILUSTRASI. Pemimpin Hong Kong Carrie Lam berbicara kepada media mengenai RUU Ekstradisi di Hong Kong, 9 Juli 2019.


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Pemimpin Hong Kong Carrie Lam meminta maaf kepada komunitas Muslim, setelah polisi menyemprotkan meriam air ke arah Masjid Kowloon saat bentrok dengan ribuan demonstran pro-demokrasi Minggu (20/10) malam.

Reuters melaporkan, Senin (21/10) pagi, Lam mengunjungi Masjid Kowloon sebelum bertolak ke Jepang untuk menghadiri upacara penobatan Kaisar Naruhito di Tokyo. Menurut juru bicara Lam, dengan mengenakan selendang, Lam mendatangi masjid dan meminta maaf kepada para pemimpin Islam.

Kepala Imam Masjid Kowloon Muhammad Arshad mengatakan, komunitas Islam di Hong Kong menerima permintaan maaf Lam. Dan, mereka berharap untuk bisa terus hidup di pusat keuangan Asia itu dengan damai.

Baca Juga: China larang pengiriman produk yang sering para pendemo pakai ke Hong Kong

Saat bentrok dengan pengunjuk rasa di Distrik Kowloon, polisi menggunakan gas air mata dan truk meriam air untuk membubarkan demonstran pelempar bom molotov. Polisi menyemprotkan meriam air pewarna biru ke arah kerumunan massa.

Saat itu, semprotan meriam air mengenai gerbang depan dan tangga Masjid Kowloon. Ketika itu pula, beberapa orang termasuk wartawan berkumpul di tempat ibadah tersebut. Noda biru dari air yang diberi pewarna tetap ada di jalan di depan masjid, Senin pagi.

Para pengunjuk rasa menyebutkan, mereka tidak menargetkan masjid pada aksi kemarin, sekalipun pemimpin pro-demokrasi diserang secara brutal oleh orang-orang bertopeng pekan lalu, yang menurut polisi, pelakunya adalah "non-China".

Baca Juga: Operasi terselubung puluhan ribu akun Twitter menghancurkan masa depan NBA di China

"Orang-orang Asia Selatan tidak terlibat dalam protes apa pun, baik anti-Hong Kong maupun pro-Hong Kong. Kami hanya ingin hidup damai," kata Waqar Haider, seorang penerjemah yang bekerja dengan etnis minoritas di Hong Kong.




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×