Sumber: Reuters | Editor: Noverius Laoli
Tapi alarm mengenai kondisi keuangannya yang rapuh sebenarnya sudah lama terdengar. Roberto Kriete, Presiden Dewan Avianca mengatakan tahun lalu dalam sebuah pertemuan dengan karyawan bahwa maskapai itu "bangkrut".
Bulan lalu, kantor akuntan Avianca, KPMG, mengatakan pihaknya meragukan kemampuan operator perusahaan untuk bisa eksis setahun mulai dari sekarang.
Baca Juga: Susul Garuda dan Lion Air, Sriwijaya akan terbang lagi mulai 13 Mei 2020
Saham Avianca ditutup pada harga 88 sen pada hari Jumat di New York, dari harga tertinggi lebih dari US$ 18 pada 2014.
Dalam waktu dekat, Avianca menghadapi pembayaran obligasi sebesar US$ 65 juta yang jatuh tempo pada hari Minggu dan para analis menilai Avianca tidak dalam posisi siap melakukan negosiasi.
S&P menurunkan peringkat Avianca ke status CCC pada hari-hari menjelang pembayaran utang.