Sumber: South China Morning Post,Wall Street Journal | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
South China Morning Post juga memberitakan, pada saat persaingan antara Washington dan Beijing meningkat, pemerintahan Donald Trump telah mendorong China agar hadir dalam kesepakatan di masa depan untuk menggantikan perjanjian New Start 2010, dengan alasan bahwa kemampuan nuklir dan rudal China, yang kini sedang dikembangkan dan dimodernisasi, menimbulkan ancaman yang semakin besar terhadap AS dan sekutunya.
Baca Juga: Saat protes rasisme, AS punya orang Afrika-Amerika pertama jadi kepala Angkatan Udara
Namun Beijing telah menolak undangan itu. Sebuah pernyataan di situs web kementerian luar negeri China mengatakan, Washington dan Moskow, dengan persediaan senjata nuklir terbesar di dunia, memiliki "tanggung jawab khusus dan prioritas tinggi untuk pelucutan senjata nuklir".
Baca Juga: Terbang dekat perbatasan, jet tempur AS cegat dan kawal 4 pembom Rusia
Pada bulan Desember, juru bicara kementerian luar negeri China Hua Chunying mengatakan AS berusaha mengalihkan tanggung jawab kepada pihak lain.