kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Melihat upaya habis-habisan China menahan wabah corona yang tengah bangkit kembali


Kamis, 14 Januari 2021 / 23:30 WIB
Melihat upaya habis-habisan China menahan wabah corona yang tengah bangkit kembali


Reporter: SS. Kurniawan | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - China tengah berjuang untuk menahan kebangkitan wabah virus corona yang lebih besar. Negeri tembok raksasa terus mencetak rekor kasus harian tertinggi baru.

Komisi Kesehatan Nasional China mencatat 138 kasus baru virus corona pada Kamis (14/1), penghitungan satu hari tertinggi sejak Maret tahun lalu.

Bahkan, melansir Channel News Asia, China melaporkan kematian pertama akibat virus corona baru pada Kamis (14/1) dalam delapan bulan terakhir.

Menurut Global Times, pasien Covid-19 yang meninggal pada Rabu (13/1) sore adalah seorang wanita yang memiliki penyakit penyerta dan kondisinya sangat parah saat perawatan. 

China sebagian besar telah mengendalikan virus corona setelah penguncian yang ketat, pengujian massal, dan pembatasan perjalanan. 

Baca Juga: 8 Bulan tanpa kasus, China catat kematian pertama akibat virus corona

Warga mengenakan masker di Beijing

Tetapi, beberapa pekan terakhir China telah melihat jumlah kasus virus corona meningkat lagi, terutama di wilayah Utara.

Dari kasus baru pada Kamis (14/1), sebanyak 81 di antaranya tercatat di Provinsi Hebei yang mengelilingi Kota Beijing dan 43 lainnya di Provinsi Heilongjiang di Timur Laut China.

Lockdown 4 kota

China mencatat lonjakan harian terbesar dalam kasus virus corona dalam 10 bulan terakhir, meskipun empat kota sudah dikunci. 

Peningkatan tes virus dan tindakan lain China lakukan untuk mencegah gelombang virus corona lain di ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut.

Lonjakan kasus baru virus corona tersebut di tengah kebangkitan Covid-19 yang telah menyebabkan lebih dari 28 juta orang menjalani karantina rumah di empat kota.

Baca Juga: Setelah lewat proses panjang, tim peneliti asal usul virus corona WHO tiba di Wuhan

Hebei telah mengunci tiga kota: Shijiazhuang, Xingtai, dan Langfang. Ini sebagai bagian dari upaya untuk mencegah penyebaran virus corona lebih lanjut. 

Ketiga kota tersebut adalah rumah bagi lebih dari 22,9 juta orang, dua kali lipat dari populasi Wuhan, yang dikunci pada awal tahun selama tiga bulan lebih.

Kendaraan dan orang-orang di tiga kota itu tidak diizinkan keluar, kecuali kebutuhan mendesak, otoritas Hebei mengatakan pada konferensi pers Selasa (12/1), seperti dikutip Global Times.

Langfang, yang berjarak setengah jam perjalanan dengan mobil dari Beijing, mulai melakukan tes virus di seluruh kota mulai Selasa (18/1). Jalan yang menghubungkan Kota Langfang dengan bagian luar berada di bawah pengawasan 24 jam.

Mengutip Reuters, Pemerintah Kota Langfang pada Selasa (12/1) mengatakan, 4,9 juta penduduknya akan berada di bawah karantina rumah selama tujuh hari.

Baca Juga: China lockdown 4 kota, 28 juta orang jalani karantina rumah

Masyarakat Beijing

Shijiazhuang, yang terpukul paling parah dalam lonjakan kasus virus corona, lebih dulu mengunci 11 juta penduduknya. Warga dan kendaraan tidak boleh keluar kota. Transportasi umum juga tidak beroperasi.

Xingtai yang bertetangga, rumah bagi 7 juta orang, juga telah dikunci sejak Jumat (8/1) pekan lalu.

Penduduk dari kota-kota lain di Provinsi Hebei di luar Shijiazhuang, Xingtai, dan Langfang diminta untuk tidak memasuki Beijing.

Keadaan darurat 

Provinsi Heilongjiang pada Rabu (13/1) mengumumkan keadaan darurat Covid-19. Kota Suihua, yang berbatasan dengan Harbin, ibu kota Provinsi Heilongjiang, mengunci 5,2 juta penduduknya.

Sebagian besar kasus di Heilongjiang ditemukan di Kabupaten Wangkui, di bawah yurisdiksi Suihua.

Baca Juga: Wabah baru corona muncul, Provinsi Heilongjiang di China umumkan keadaan darurat

Mulai Senin (11/1), Pemerintah Wangkui menutup semua bisnis yang tidak penting, melarang orang meninggalkan kabupaten, dan memblokir semua lalu lintas yang tidak penting.

Setiap keluarga di kabupaten itu bisa meminta satu orang meninggalkan rumah mereka setiap tiga hari sekali untuk membeli kebutuhan, televisi pemerintah melaporkan seperti dilansir Reuters.

Sedang Tieli, kota berpenduduk sekitar 300.000 orang yang berbatasan dengan Suihua, mengatakan pada Rabu (13/1), tidak akan mengizinkan orang atau kendaraan pergi selama tiga hari sebagai bagian dari langkah pencegahan Covid-19 yang baru.

Kota Qiqihar di Provinsi Heilongjiang telah mengaktifkan mekanisme tanggap darurat di seluruh kota untuk Covid-19. Yichun juga telah menutup semua tempat hiburan dan klinik swasta serta memperkuat kontrol transportasi di kota

Dikutip dari Global Times, Zhang Qingwei, Ketua Partai Komunis Heilongjiang, mendesak pemerintah provinsi untuk melakukan upaya habis-habisan untuk mengekang penyebaran virus corona.

Ya, habis-habisan.

Selanjutnya: Demi cegah wabah corona, 3 kota di China berpenduduk 22 juta jiwa dikunci




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×