CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.386.000   -14.000   -1,00%
  • USD/IDR 16.295
  • IDX 7.288   47,89   0,66%
  • KOMPAS100 1.141   4,85   0,43%
  • LQ45 920   4,23   0,46%
  • ISSI 218   1,27   0,58%
  • IDX30 460   1,81   0,40%
  • IDXHIDIV20 553   3,30   0,60%
  • IDX80 128   0,57   0,44%
  • IDXV30 130   1,52   1,18%
  • IDXQ30 155   0,78   0,50%

Membandingkan Ekonomi AS, China dan Eropa di Tengah Inflasi Tinggi


Kamis, 13 Juli 2023 / 16:56 WIB
Membandingkan Ekonomi AS, China dan Eropa di Tengah Inflasi Tinggi
ILUSTRASI. ekonomi AS di tengah inflasi yang mulai melandai


Reporter: Vina Destya | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perekonomian global saat ini sudah memasuki paruh kedua untuk tahun 2023. Alhasil, perkembangan perekonomian dunia pun terus dipantau khususnya terkait inflasi yang masih tinggi walau cenderung melandai di sejumlah negara Eropa, Amerika Serikat (AS) dan China.

Dilansir dari Reuters, secara tahunan, inflasi Amerika Serikat tercatat turun ke 4% per Mei 2023, setelah sebelumnya berada di angka 4,9% di bulan April 2023. Meskipun begitu, angka tersebut masih berada di atas target The Fed.

“Inflasi belum mati, dorongan pandemi yang luar biasa terhadap harga dan kelangkaan membuat The Fed untuk pertama kalinya berada di atas untuk melawan inflasi,” ujar Kepala Ekonom FWDBONDS, Christopher Rupkey dilansir dari Reuters, Kamis (13/7).

Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat mengalami kenaikan sebanyak 0,2% di bulan Juni 2023, setelah sebelumnya juga naik tipis sebanyak 0,1% pada bulan Mei 2023 silam. Hal ini mencatatkan bahwa dalam pertama kalinya selama enam bulan IHK tidak membukukan kenaikan

Sementara itu, kawasan Eropa melanjutkan tren penurunan pada bulan Juni 2023 ini seiring dengan turunnya pula harga energi yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan harga-harga barang dan jasa.

Inflasi yang terjadi pada 20 negara Eropa, IHK nya turun di angka 5,5% pada bulan di bulan Juni 2023, dibandingkan pada bulan Mei 2023 yaitu sebesar 6,1%.

Baca Juga: Laju Inflasi AS Turun, Harga Aset Kripto dan Bitcoin Terbang

Adanya penurunan yang cukup baik ini, tidak serta merta membuat bank sentral menurunkan suku bunga yang telah mereka lakukan. Bank sentral akan tetap menaikkan suku bunga sampai inflasi turun ke angka 2% sesuai dengan target.

Inflasi lainnya terjadi pada negeri tirai bambu, China di mana laju inflasi China pada bulan Juni 2023 semakin turun ke level nol year on year (YoY).

IHK di China pada bulan Juni 2023 tetap stabil di 0,2% setelah sebelumnya mengalami kenaikan di bulan Mei 2023 (bulan April di angka 0,1%). Menurut data keuangan China, angka ini menjadi pertumbuhan terendah sejak Februari 2021.

Turunnya inflasi di Eropa, Amerika Serikat, dan China diiringi dengan turunnya harga komoditas Energi sebagai bahan dasar paling penting dalam keberlangsungan hidup serta pertumbuhan kehidupan manusia.

Amerika mencatat harga komoditas energi terkoreksi 11,7% secara tahunan. Sedangkan di kawasan Eropa, harga komoditas energi turun sebanyak 5,6% setelah di tahun sebelumnya terdampak krisis karena invasi Rusia ke Ukraina dan juga adanya pandemi Covid-19.

Sementara itu, China tidak memfokuskan pada harga komoditas energi, dalam keterangan yang dilansir dari South China Morning Post, harga-harga non makanan pada bulan Juni menurun sekitar 0,6%.

Harga bahan pokok makanan juga menjadi indeks penting dalam penurunan di negara-negara besar tersebut. Di China, harga makanan secara keseluruhan mengalami peningkatan 2,3% di bulan Juni 2023, sebelumnya pada bulan Mei juga mengalami kenaikan sebanyak 1%.

Sedangkan, untuk harga daging babi yang menjadi salah satu hidangan pokok masyarakat China mengalami penurunan sebanyak 7,2% di bulan Juni 2023. Berbeda halnya dengan harga buah-buahan dan sayuran yang masing-masingnya mengalami kenaikan sebesar 6,4% dan 10,8%.

Baca Juga: Inflasi AS Juni 2023 Terendah dalam 2 Tahun, Bisa Berdampak Positif di Pasar Modal RI

“Inflasi harga makanan meningkat, tetapi hal ini diimbangi oleh penurunan inflasi inti dari 0,6% tahun ke tahun menjadi 0,4%,” ujar Ekonom di Capital Economics dikutip dari South China Morning Post, Kamis (13/7).

Sama halnya dengan kawasan Eropa, data statistik Uni Eropa menunjukkan jika harga energi mengalami penurunan sedangkan harga makanan meningkat. Harga makanan naik sebanyak 11,7% di bulan Juni 2023. Sebelumnya pada bulan Mei juga mengalami kenaikan sebesar 12,5%.

Inflasi inti yang dijadikan patokan atau gambaran lebih akurat mengenai tekanan harga jangka panjang mencatat kenaikan dari 5,3% di bulan Mei menjadi 5,4% di bulan Juni.

Berbeda dengan kawasan Eropa dan China yang harga makanannya mengalami kenaikan cukup tinggi, harga makanan di Amerika Serikat hanya naik 0,1% dan secara keseluruhan tidak berubah di tengah penurunan lebih lanjut pada harga telur, daging, dan ikan yang semakin lebih murah. Kenaikan juga hanya terjadi pada harga buah-buahan dan sayur sebesar 0,8%.




TERBARU
Kontan Academy
[ntensive Boothcamp] Business Intelligence with Ms Excel Sales for Non-Sales (Sales for Non-Sales Bukan Orang Sales, Bisa Menjual?)

[X]
×