Sumber: CNN | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mantan Wakil Presiden Amerika Serikat, Kamala Harris, menilai keputusan memberi keleluasaan penuh kepada Joe dan Jill Biden untuk menentukan pencalonan kembali Biden pada 2024 sebagai langkah ceroboh.
Penilaian itu ia tulis dalam memoar terbarunya berjudul 107 Days, yang akan terbit dua minggu mendatang.
“Seharusnya keputusan sebesar itu tidak hanya didasarkan pada ego dan ambisi pribadi. Taruhannya terlalu besar untuk dibiarkan menjadi keputusan individu,” tulis Harris dalam cuplikan buku yang diterbitkan The Atlantic, Rabu (11/9).
Baca Juga: Presiden Trump Cabut Pengawalan Secret Service untuk Kamala Harris
Harris mengungkap, salah satu masalah besar ialah sikap tim Biden yang justru menghambat dirinya sebagai wakil presiden. Popularitas Harris yang meningkat dinilai tidak mendapat dukungan karena dianggap menimbulkan kontras dengan Biden.
“Padahal keberhasilan saya seharusnya menjadi bukti penilaian tepat Biden saat memilih saya, sekaligus meyakinkan publik bahwa negara berada di tangan yang aman bila sesuatu terjadi pada presiden,” tulisnya.
Namun, menurut Harris, tim Biden tidak memahami hal tersebut.
Harris juga menyinggung kesetiaannya pada Biden yang justru menjadi penghambat saat ia maju sebagai calon presiden 2024.
Baca Juga: Trump Cabut Izin Keamanan Kamala Harris dan Hillary Clinton, Putus ke Akses Rahasia
Dalam wawancara di acara The View Oktober lalu, ia gagal menunjukkan perbedaan kebijakan dengan Biden meski telah dipersiapkan timnya. Jawaban diplomatisnya itu dimanfaatkan Donald Trump dalam kampanye hingga berkontribusi pada kekalahannya.
Dalam memoar itu, Harris membantah isu serius soal kapasitas Biden, tetapi mengakui usia 81 tahun membuat Biden lebih mudah lelah. Hal itu, menurutnya, terlihat pada penampilan debat yang buruk setelah rangkaian perjalanan panjang.
“Pada hari terburuknya sekalipun, Biden tetap lebih berpengetahuan, berpengalaman, dan berbelas kasih dibanding Donald Trump pada hari terbaiknya,” tulis Harris.
Baca Juga: Kamala Harris Peringatkan Meningkatnya Ketakutan di Bawah Pemerintahan Trump
Harris juga menyoroti penugasan sebagai penanggung jawab isu migrasi dari Amerika Tengah. Ia menilai label “border czar” yang disematkan oposisi tidak pernah diluruskan oleh tim komunikasi Gedung Putih.
Akibatnya, ia kerap dijadikan kambing hitam atas persoalan perbatasan yang telah lama sulit ditangani pemerintahan mana pun.
Menanggapi isi buku tersebut, Senator Chris Coons, sekutu dekat Biden, menyatakan ia memahami keraguan Harris atas keputusan Biden. Namun, ia menilai Partai Demokrat sebaiknya fokus pada rekam jejak Trump, bukan mengulas ulang keputusan masa lalu.
Sementara Andrew Bates, mantan juru bicara Gedung Putih, menegaskan Demokrat kini tengah membangun narasi efektif melawan agenda Trump yang dinilai merugikan publik.
Baca Juga: Donald Trump Sampaikan Doa untuk Joe Biden yang Didiagnosis Kanker Prostat Agresif
Memoar ini juga menyinggung perjalanan panjang hubungan Harris dan Biden, dari persahabatannya dengan mendiang Beau Biden, serangan Harris terhadap posisi Biden soal kebijakan bus sekolah dalam debat 2019, hingga dinamika saat menjabat bersama di Gedung Putih.
Harris menutup salah satu bab dengan mengingat kembali pidato Biden saat mengumumkan mundur dari pencalonan. “Butuh hampir sembilan menit dari total 11 menit pidato sebelum ia menyebut nama saya,” tulisnya.