Reporter: Handoyo | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Presiden ke-46 AS, Joe Biden, didiagnosis menderita kanker prostat stadium lanjut dengan penyebaran ke tulang.
Diagnosis ini diumumkan secara resmi oleh kantornya pada Minggu, 18 Mei, dan langsung memicu gelombang simpati lintas kubu, termasuk dari Presiden Donald Trump.
Pernyataan resmi yang dirilis kantor Joe Biden menyebutkan bahwa pada pekan lalu, presiden berusia 82 tahun itu menjalani pemeriksaan setelah mengalami gejala gangguan urin yang meningkat. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya nodul pada prostat, yang kemudian dikonfirmasi sebagai kanker.
“Pada Jumat lalu, Presiden Biden didiagnosis menderita kanker prostat dengan skor Gleason 9 (Grade Group 5),” tulis pernyataan tersebut dikutip dari Unilad.
“Penyakit ini telah bermetastasis ke tulang,” lanjut pernyataan tersebut.
Baca Juga: Mantan Presiden AS Joe Biden Didiagnosis Menderita Kanker Prostat Agresif
Kanker dengan skor Gleason 9 menandakan tipe yang sangat agresif, namun tim medis menggarisbawahi bahwa kanker tersebut masih sensitif terhadap hormon, membuka peluang untuk pengelolaan yang efektif.
Presiden Biden bersama keluarganya kini tengah meninjau berbagai opsi pengobatan, termasuk terapi hormon dan perawatan paliatif jangka panjang.
Respons Donald Trump: Ucapan Simpati dari Lawan Politik
Dalam momen yang menunjukkan sisi kemanusiaan di tengah rivalitas politik, Presiden ke-47 AS, Donald J. Trump, menyampaikan pernyataan simpatik melalui platform Truth Social.
"Melania dan saya sedih mendengar diagnosis medis terbaru Joe Biden. Kami menyampaikan doa terbaik untuk Jill dan keluarga, serta berharap Joe pulih dengan cepat dan berhasil melalui pengobatannya," tulis Trump.
Ucapan ini datang hanya beberapa bulan setelah Trump kembali menduduki Gedung Putih, mengalahkan Wakil Presiden Kamala Harris dalam Pilpres 2024. Pernyataan ini juga mendapat perhatian luas dari publik dan media, yang menilai langkah Trump sebagai isyarat elegan dalam situasi penuh empati.
Dampak Politik: Biden Mundur dari Pencalonan di Tengah Kampanye
Sebelum pengumuman kondisi kesehatannya, Biden telah menghadapi kritik terkait penurunan performa kognitif dalam berbagai penampilan publik, termasuk saat debat 90 menit melawan Trump yang menuai kekhawatiran luas. Hal ini sempat memaksa Juru Bicara Gedung Putih saat itu, Karine Jean-Pierre, membantah spekulasi terkait Alzheimer.
Akhirnya, Biden mengumumkan pengunduran dirinya dari pencalonan periode kedua, hanya tiga bulan sebelum pemilu, dan menyerahkan estafet kepemimpinan partai kepada Kamala Harris.
Baca Juga: Partai Demokrat Terbelah atas Kembali Tampilkan Joe Biden ke Publik
“Meskipun niat saya adalah untuk maju kembali, saya percaya bahwa demi partai dan negara, saya harus mundur dan fokus menjalankan tugas sebagai Presiden hingga akhir masa jabatan ini,” ujar Biden dalam pernyataan resminya kepada rakyat Amerika.
Sejarah Kesehatan Biden: Rangkaian Isyarat Sebelum Diagnosis
Joe Biden bukanlah orang asing terhadap masalah kesehatan serius. Pada Februari 2023, ia menjalani prosedur untuk mengangkat karsinoma sel basal dari dadanya — jenis kanker kulit yang umum namun harus segera ditangani.
Pada November 2021, dokter juga menemukan polip prakanker pada kolon, yang berhasil diangkat tanpa komplikasi. Meski hasilnya jinak, kondisi tersebut memberikan petunjuk bahwa sistem pencernaannya memerlukan pemantauan ketat.
Dedikasi Biden dalam memerangi kanker tidak hanya bersifat politik, melainkan juga personal. Putra sulungnya, Beau Biden, meninggal dunia pada tahun 2015 akibat glioblastoma, kanker otak ganas yang mematikan. Sejak saat itu, Biden menjadikan isu kanker sebagai prioritas utama dalam kebijakannya.