Sumber: ABC News | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - WASHINGTON. Kembalinya mantan Presiden Amerika Serikat AS) Joe Biden ke panggung publik memicu perdebatan di kalangan Partai Demokrat.
Sejumlah tokoh partai menyambut langkah Biden yang melakukan wawancara dan mulai menulis buku tentang masa jabatannya, namun sebagian lainnya menilai kehadiran kembali Biden justru menghambat proses konsolidasi dan pembaruan partai.
Biden tampil dalam dua wawancara langsung, termasuk dengan program The View di ABC, di mana ia mengakui tanggung jawab atas kekalahan telak Demokrat dan menepis anggapan penurunan kognitif yang menyertainya menjelang akhir masa jabatannya.
Baca Juga: Joe Biden Peringatkan Dampak Kebijakan Pemotongan Pajak Donald Trump
Ia menyatakan tengah mencari peran yang paling penting dalam membantu partai ke depan dan mulai menulis buku sebagai bagian dari refleksi tersebut.
Beberapa sekutu dekat Biden, seperti anggota Kongres Jim Clyburn dan mantan Ketua DNC Jamie Harrison, menyatakan dukungan terhadap kembalinya Biden ke ruang publik.
Mereka menilai mantan presiden itu berhak membela rekam jejaknya dan tetap memiliki kontribusi besar dalam diskursus politik nasional. Harrison menyebut Biden sebagai pemimpin yang jujur dan visioner, serta berterima kasih atas kebijakan-kebijakan progresifnya.
Senada, mantan Ketua Sementara DNC Donna Brazile menegaskan bahwa Biden layak memiliki tempat di ruang perundingan politik.
Ia berpendapat bahwa mantan presiden tidak seharusnya diam atau menghilang begitu saja. Namun, Brazile juga mengingatkan agar partai tidak hanya bergantung pada satu suara dan berharap munculnya generasi pemimpin baru.
Baca Juga: AHY Jadi Calon Tunggal Ketum Partai Demokrat 2025-2030, Ditetapkan Malam Ini
Ketua DNC Ken Martin juga menyatakan rasa terima kasihnya atas dedikasi Biden terhadap partai, sementara anggota DNC dari North Dakota, Jamie Selzer, menilai suara Biden masih diperlukan dalam proses rekonstruksi partai.
Namun, tidak semua tokoh Demokrat sependapat. Sejumlah strategis partai mengkritik langkah Biden yang dinilai bersifat defensif dan mengalihkan perhatian dari agenda partai.
Seorang strategis mengatakan bahwa selama pembicaraan politik masih berpusat pada Biden, maka partai sulit bergerak maju. Ia menilai Biden lebih banyak berseteru tentang narasi masa lalunya ketimbang membangun narasi baru.
Beberapa strategis menyarankan agar Biden meniru jejak mantan presiden seperti Barack Obama dan George W. Bush yang memilih untuk tampil lebih tenang setelah meninggalkan Gedung Putih.
Baca Juga: Joe Biden Akhirnya Angkat Bicara Soal Misteri Ribuan Drone di Langit AS, Ini Katanya
Mereka menyarankan Biden fokus pada warisan kepresidenannya lewat perpustakaan dan yayasan, bukan dengan terus tampil di media.
Sawyer Hackett, seorang strategis senior Demokrat, mengatakan bahwa Biden memang berhak mempertahankan warisannya, namun debat publik soal kekalahan kampanye dan upaya “menulis ulang sejarah” justru menghambat pemulihan partai.
Ia menyebut bahwa peran terbaik Biden ke depan adalah berada di luar sorotan politik domestik.
Kehadiran kembali Biden memperlihatkan adanya perbedaan strategi dan visi dalam tubuh Demokrat, antara mereka yang ingin mempertahankan pengaruh tokoh senior dan mereka yang mendorong lahirnya kepemimpinan baru dalam menyongsong masa depan partai.